Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Terjebak Kemacetan Ekstrem di Pelabuhan Ketapang, Sopir Kesulitan Cari Warung Makan

terjebak-kemacetan-ekstrem-di-pelabuhan-ketapang,-sopir-kesulitan-cari-warung-makan
Terjebak Kemacetan Ekstrem di Pelabuhan Ketapang, Sopir Kesulitan Cari Warung Makan

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Para sopir kendaraan yang terjebak kemacetan ekstrem di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, mengeluhkan sulitnya mencari makan di warung makan di kawasan kantong parkir dermaga Bulusan.

Keluhan tersebut sampai kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang kemudian membagikan 500 nasi bungkus pada Senin (4/8/2025) melalui petugas BPBD, Dishub, Satpol PP, dan Tagana.

Pembagian nasi bungkus untuk sopir-sopir yang terjebak kemacetan ekstrem Pelabuhan Ketapang telah beberapa kali dilakukan.

Baca juga: KMP Gading Nusantara Gagal Diperbantukan untuk Urai Kemacetan di Pelabuhan Ketapang

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, hal tersebut adalah upaya yang bisa dilakukan pemerintah daerah. Sebab, mereka tak punya kewenangan langsung pada penentuan kebijakan di wilayah Pelabuhan Ketapang.

“Memang kami tidak punya kewenangan, tetapi kami berusaha membantu mengurai kemacetan, dan agar sopir tetap nyaman, serta situasi terkendali,” kata Ipuk.

Baca juga: Kemacetan Pelabuhan Ketapang Timbulkan Dampak Sosial Ekonomi bagi Kabupaten Banyuwangi

Di antaranya dengan menurunkan petugas Dinas Perhubungan, Satpol PP, Dinas Sosial, hingga BPBD untuk bersiaga di akses menuju Ketapang membantu mengurai kemacetan.

Pembagian makanan untuk sopir-sopir pun masih akan terus dilanjutkan dalam 4 hingga 5 hari ke depan sembari melihat kondisi di lapangan.

Ipuk menekankan, kemacetan yang terjadi di jalur menuju Pelabuhan Ketapang telah memberikan dampak sosial ekonomi bagi Banyuwangi.

Demikian juga di sektor pariwisata dan agenda resmi daerah. Tidak hanya masyarakat, namun tamu maupun wisatawan mengeluh perjalanan yang terlambat.

Sehingga, Pemkab Banyuwangi terus berkomunikasi intensif dari hulu ke hilir pada pihak terkait agar dampaknya bisa segera diatasi.

Sementara itu, sopir truk bernama Putu yang hendak mengirim semen ke Bali mengatakan bahwa kemacetan yang terjadi berdampak terhadap biaya operasional yang dia keluarkan.

Uang yang seharusnya bisa diberikan kepada istri untuk keluarganya pun telah habis untuk biaya makan sehari-hari.

“Tapi barusan dapat nasi bungkus, saya ucapkan terima kasih atas bantuannya,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.