Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tertarik Budaya Banyuwangi karena Nuansa Mistis

PESERTA KEHORMATAN: Healey bersama pimpinan perkebunan Kalibendo Iwan Setiawan Subekti.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
PESERTA KEHORMATAN: Healey bersama pimpinan perkebunan Kalibendo Iwan Setiawan Subekti.

Ada yang berbeda dalam Kongres Budaya tahun 2012 yang berlangsung di Desa Wisata Using (DWU), Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, kemarin. Pelaksanaan kongres kali ini dihadiri peserta kehormatan. Dia adalah mahasiswi dari Australia bernama Healey.

HEALEY sudah lama mengenal keanekaragaman budaya Banyuwangi melalui beberapa buku tentang Banyuwangi. Salah satu buku yang dia baca adalah buku The Variety of Javanese Religion karangan Andrew Beatty. Dalam buku itu, Andrew menuliskan hasil penelitiannya tentang kehidupan budaya masyarakat Using.

Buku itulah yang mengantarkan Healey mengenal banyak tentang berbagai budaya Banyuwangi. Selain dari buku, Healey juga mendapatkan informasi banyak tentang budaya Banyuwangi dari dosen antropologi budaya Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Achmad Habib MA. Habib merupakan putra Banyuwangi yang memiliki pengetahuan luas tentang sejarah budaya tanah kelahirannya.

Selama berada di Banyuwangi, Healey aktif mengikuti rangkaian kongres budaya yang digelar di Desa Wisata Using (DWU), Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Dia mengaku tertarik menggali lebih dalam budaya Banyuwangi. Mengapa Healey kesengsem dengan budaya Banyuwangi?

Ada beberapa hal yang menjadi daya tarik mahasiswi campuran Australia dan Italia itu, yaitu budaya mistis, keragaman, dan akulturasi budaya Tiga hal itu yang menarik Healey datang dan mengikuti Kongres Budaya Banayuwangi. Dia menilai, keanekaragaman budaya Banyuwangi menarik untuk didalami lebih jauh.

Dia jauh-jauh datang dari Australia ke Ba nyuwangi hanya untuk belajar tentang potensi dan kekayaan budaya Banyuwangi. Kedatangan Healey di Banyuwangi merupakan yang pertama. “Dia ingin lebih banyak tahu tentang budaya masyarakat Banyuwangi,” papar Aekanu Hariyono, Kasi Adat dan Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Suprayogi menuturkan, kedatangan Healey da lam Kongres Budaya II bukan diundang pi hak panitia. Dia hadir atas prakarsa sendiri karena tertarik dengan budaya yang di miliki masyarakat Banyuwangi.

Meski tidak diundang, tapi dia mendapat sam butan istimewa dan menjadi peserta kehormatan dalam Kongres Budaya II tersebut. Sebenarnya ada beberapa warga asing yang tertarik mengikuti kongres budaya itu. Mereka tidak bisa datang karena jadwal kongres budaya tidak sama dengan agenda liburan mereka.

Mereka rata-rata ingin mengetahui secara detail budaya dan adat-istiadat warga Banyuwangi. “Mudah-mudahan tahun depan mereka bisa datang ke Banyuwangi untuk mengikuti kongres budaya,” harap Suprayogi. (radar)