Radarbanyuwangi.id – Pemkab Banyuwangi terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Bumi Blambangan. Hal itu dibuktikan dengan suntikan dorongan dan pembekalan pengembangan sumber daya manusia (SDM) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) kesehatan angkatan 2023.
Suntikan dorongan dan pembekalan bagi PPPK kesehatan tersebut digelar dalam rangkaian kegiatan rapat koordinasi (rakor) kesehatan bertajuk ”Keberlanjutan Inovasi Bidang Kesehatan dan Pembinaan PPPK Banyuwangi”. Kegiatan ini digelar di eL Hotel Banyuwangi pada Rabu (7/8).
Bupati Ipuk Fiestiandani hadir langsung pada kegiatan yang diisi dengan pemberian motivasi dan pembekalan terkait prioritas hingga dorongan dalam meningkatkan kinerja dan inovasi. Tujuannya untuk meningkatkan kepuasan masyarakat di bidang pelayanan kesehatan.
”Kami berupaya ingin menguatkan PPPK yang telah diangkat. Harapannya ke depan benar-benar menerapkan dan melaksanakan nilai Ber-AKHLAK supaya meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan kepuasan masyarakat,” ujar Bupati Ipuk.
Tidak hanya itu, Ipuk juga berpesan kepada seluruh PPPK kesehatan agar wajib memahami teknologi. Termasuk platform dan tools digital supaya para PPPK bisa terus memberikan pelayanan kesehatan tercepat dan akurat kepada masyarakat.
Baca Juga: Maju Pilbup 2024, Sekkab Banyuwangi Mujiono Wajib Mundur: Saat Mendaftar ke KPU, Harus Menyerahkan Bukti Tertulis Laporan Pencalonan
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan bisa menstimulasi PPPK baru untuk terus berkembang dengan menciptakan banyak inovasi, khususnya di pelayanan kesehatan. Terlebih saat ini Banyuwangi menjadi percontohan di tingkat nasional.
Amir menuturkan bahwa Banyuwangi tampil sebagai kabupaten terinovatif se-Indonesia pada ajang Innovative Government Award (IGA). Tentunya support inovasi bidang kesehatan dalam IGA menjadi salah satu yang terbaik.
”Sebanyak 35 inovasi pelayanan kesehatan tahun 2023 yang masuk di IGA dan pada tahun 2024 inovasi bertambah menjadi 36 inovasi,” jelasnya.
Amir berharap, pada IGA tahun berikutnya inovasi Banyuwangi khususnya dalam bidang kesehatan semakin meningkat. Hal itulah yang sedang dipupuk dan dibina kepada PPPK kesehatan yang baru diangkat. Dengan target selanjutnya minimal 50 inovasi pada IGA tahun 2025.
Baca Juga: Bupati Ipuk Ajak Tiga Pilar Perkuat Kolaborasi Tangani Kerawanan Sosial: Bagikan 10 Ribu Bendera Merah Putih Gratis
Amir mencontohkan beberapa inovasi yang menonjol di Banyuwangi saat ini. Salah satunya yakni Puskesmas Asuhan Spesialistik (PAS). Bentuk pelayanan tersebut mengharuskan dokter spesialis yang ada dibagi dan ditugaskan untuk mengampu puskesmas seluruh Banyuwangi.
Inovasi PAS merupakan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Sehingga, kalau ada kegawatdaruratan bisa segera ditangani secara cepat karena sebelumnya ada koordinasi dan komunikasi dari dokter spesialis.
”Bukan hanya itu, dalam menangani tengkes (stunting), pemkab juga memiliki inovasi Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS). Yakni, setiap kecamatan bekerja sama dengan penjual sayur atau mlijo untuk memberikan protein kepada ibu hamil risiko tinggi dan bayi usia dua tahun (baduta) stunting,” jelas Amir.
Dalam kegiatan pembinaan dan dorongan motivasi PPPK kesehatan, Amir menyebut pihaknya juga menghadirkan mantan Kepala Puskesmas Kalibaru Kulon Hadi Kusairi sebagai motivator.
Page 2
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Pemkab Banyuwangi terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Bumi Blambangan. Hal itu dibuktikan dengan suntikan dorongan dan pembekalan pengembangan sumber daya manusia (SDM) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) kesehatan angkatan 2023.
Suntikan dorongan dan pembekalan bagi PPPK kesehatan tersebut digelar dalam rangkaian kegiatan rapat koordinasi (rakor) kesehatan bertajuk ”Keberlanjutan Inovasi Bidang Kesehatan dan Pembinaan PPPK Banyuwangi”. Kegiatan ini digelar di eL Hotel Banyuwangi pada Rabu (7/8).
Bupati Ipuk Fiestiandani hadir langsung pada kegiatan yang diisi dengan pemberian motivasi dan pembekalan terkait prioritas hingga dorongan dalam meningkatkan kinerja dan inovasi. Tujuannya untuk meningkatkan kepuasan masyarakat di bidang pelayanan kesehatan.
”Kami berupaya ingin menguatkan PPPK yang telah diangkat. Harapannya ke depan benar-benar menerapkan dan melaksanakan nilai Ber-AKHLAK supaya meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan kepuasan masyarakat,” ujar Bupati Ipuk.
Tidak hanya itu, Ipuk juga berpesan kepada seluruh PPPK kesehatan agar wajib memahami teknologi. Termasuk platform dan tools digital supaya para PPPK bisa terus memberikan pelayanan kesehatan tercepat dan akurat kepada masyarakat.
Baca Juga: Maju Pilbup 2024, Sekkab Banyuwangi Mujiono Wajib Mundur: Saat Mendaftar ke KPU, Harus Menyerahkan Bukti Tertulis Laporan Pencalonan
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, kegiatan tersebut diharapkan bisa menstimulasi PPPK baru untuk terus berkembang dengan menciptakan banyak inovasi, khususnya di pelayanan kesehatan. Terlebih saat ini Banyuwangi menjadi percontohan di tingkat nasional.
Amir menuturkan bahwa Banyuwangi tampil sebagai kabupaten terinovatif se-Indonesia pada ajang Innovative Government Award (IGA). Tentunya support inovasi bidang kesehatan dalam IGA menjadi salah satu yang terbaik.
”Sebanyak 35 inovasi pelayanan kesehatan tahun 2023 yang masuk di IGA dan pada tahun 2024 inovasi bertambah menjadi 36 inovasi,” jelasnya.
Amir berharap, pada IGA tahun berikutnya inovasi Banyuwangi khususnya dalam bidang kesehatan semakin meningkat. Hal itulah yang sedang dipupuk dan dibina kepada PPPK kesehatan yang baru diangkat. Dengan target selanjutnya minimal 50 inovasi pada IGA tahun 2025.
Baca Juga: Bupati Ipuk Ajak Tiga Pilar Perkuat Kolaborasi Tangani Kerawanan Sosial: Bagikan 10 Ribu Bendera Merah Putih Gratis
Amir mencontohkan beberapa inovasi yang menonjol di Banyuwangi saat ini. Salah satunya yakni Puskesmas Asuhan Spesialistik (PAS). Bentuk pelayanan tersebut mengharuskan dokter spesialis yang ada dibagi dan ditugaskan untuk mengampu puskesmas seluruh Banyuwangi.
Inovasi PAS merupakan upaya untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Sehingga, kalau ada kegawatdaruratan bisa segera ditangani secara cepat karena sebelumnya ada koordinasi dan komunikasi dari dokter spesialis.
”Bukan hanya itu, dalam menangani tengkes (stunting), pemkab juga memiliki inovasi Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS). Yakni, setiap kecamatan bekerja sama dengan penjual sayur atau mlijo untuk memberikan protein kepada ibu hamil risiko tinggi dan bayi usia dua tahun (baduta) stunting,” jelas Amir.
Dalam kegiatan pembinaan dan dorongan motivasi PPPK kesehatan, Amir menyebut pihaknya juga menghadirkan mantan Kepala Puskesmas Kalibaru Kulon Hadi Kusairi sebagai motivator.