sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Kabar gembira datang bagi warga Bali. Setelah bertahun-tahun menunggu kepastian, proyek Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi akhirnya resmi dilanjutkan oleh Pemerintah Pusat.
Proyek ini akan menjadi jalan tol terpanjang di Pulau Dewata dan diyakini mampu memangkas waktu tempuh Gilimanuk–Denpasar dari 5 jam menjadi hanya sekitar 1,5 jam.
Kepastian tersebut diperkuat dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025, yang menetapkan Tol Gilimanuk–Mengwi sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) serta masuk dalam RPJMN 2025–2029 di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: 280 Pelajar Banyuwangi Resmi Jadi Duta Kamtibmas 2025, Polisi Ungkap Misi Besar di Baliknya!
Dengan nilai investasi mencapai Rp25,4 triliun, proyek ambisius ini disambut gembira oleh warga di tiga kabupaten yang lahannya terdampak—Jembrana, Tabanan, dan Badung.
Mereka berharap agar pembangunan benar-benar segera dieksekusi setelah dua tahun hanya sebatas pemasangan patok lahan.
“Kami bersyukur proyek tol ini akhirnya ditetapkan sebagai PSN dalam RPJMN lewat Perpres,” ujar I Nyoman Agus Suriawan, warga Desa Antosari, Selemadeg Barat, Tabanan, Kamis (23/10).
“Kami berharap proses pembebasan lahan dan pembangunan bisa segera dilakukan,” tambahnya.
Selama ini, ketidakpastian proyek membuat warga serba salah. Sebagian masih menggarap lahan yang sudah dipatok, sementara yang rumahnya masuk jalur tol tidak berani melakukan renovasi.
Baca Juga: Demo Buruh Kepung JCC Senayan! Tuntut Kenaikan Upah 2025 dan Hapus Outsourcing, KSPI Ancam Mogok Nasional
Skema Pembiayaan dan Tahapan Pembangunan
Tol sepanjang 98,8 kilometer ini akan dibiayai melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), yang melibatkan investor swasta bersama pemerintah pusat. Pembangunannya dibagi menjadi tiga sesi:
-
Sesi I: Gilimanuk–Pekutatan (53,6 km)
-
Sesi II: Pekutatan–Soka (24,3 km)
-
Sesi III: Soka–Mengwi (18,9 km)
Ruas tol ini akan melintasi 13 kecamatan dan 58 desa, serta menjadi jalur utama penghubung logistik dan wisata dari barat ke pusat Bali.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Kabar gembira datang bagi warga Bali. Setelah bertahun-tahun menunggu kepastian, proyek Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi akhirnya resmi dilanjutkan oleh Pemerintah Pusat.
Proyek ini akan menjadi jalan tol terpanjang di Pulau Dewata dan diyakini mampu memangkas waktu tempuh Gilimanuk–Denpasar dari 5 jam menjadi hanya sekitar 1,5 jam.
Kepastian tersebut diperkuat dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025, yang menetapkan Tol Gilimanuk–Mengwi sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) serta masuk dalam RPJMN 2025–2029 di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: 280 Pelajar Banyuwangi Resmi Jadi Duta Kamtibmas 2025, Polisi Ungkap Misi Besar di Baliknya!
Dengan nilai investasi mencapai Rp25,4 triliun, proyek ambisius ini disambut gembira oleh warga di tiga kabupaten yang lahannya terdampak—Jembrana, Tabanan, dan Badung.
Mereka berharap agar pembangunan benar-benar segera dieksekusi setelah dua tahun hanya sebatas pemasangan patok lahan.
“Kami bersyukur proyek tol ini akhirnya ditetapkan sebagai PSN dalam RPJMN lewat Perpres,” ujar I Nyoman Agus Suriawan, warga Desa Antosari, Selemadeg Barat, Tabanan, Kamis (23/10).
“Kami berharap proses pembebasan lahan dan pembangunan bisa segera dilakukan,” tambahnya.
Selama ini, ketidakpastian proyek membuat warga serba salah. Sebagian masih menggarap lahan yang sudah dipatok, sementara yang rumahnya masuk jalur tol tidak berani melakukan renovasi.
Baca Juga: Demo Buruh Kepung JCC Senayan! Tuntut Kenaikan Upah 2025 dan Hapus Outsourcing, KSPI Ancam Mogok Nasional
Skema Pembiayaan dan Tahapan Pembangunan
Tol sepanjang 98,8 kilometer ini akan dibiayai melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), yang melibatkan investor swasta bersama pemerintah pusat. Pembangunannya dibagi menjadi tiga sesi:
-
Sesi I: Gilimanuk–Pekutatan (53,6 km)
-
Sesi II: Pekutatan–Soka (24,3 km)
-
Sesi III: Soka–Mengwi (18,9 km)
Ruas tol ini akan melintasi 13 kecamatan dan 58 desa, serta menjadi jalur utama penghubung logistik dan wisata dari barat ke pusat Bali.







