Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Viki Raharja, Barista Kaliber Internasional Pamer Keahlian Meracik Kopi

Viki Raharja memberikan materi tentang bagaimana caya meracik kopi yang benar menggunakan mesin espreso di Rumah Kreatif Jalan A. Yani, siang kemarin(20/10)
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Viki Raharja memberikan materi tentang bagaimana caya meracik kopi yang benar menggunakan mesin espreso di Rumah Kreatif Jalan A. Yani, siang kemarin(20/10)

Prospek dari pekerjaan seorang barista saat ini masih menjadi tren tersendiri di kalangan masyarakat. Sebanyak 101 anak muda Banyuwangi diajari cara meracik kopi yang tepat. Mereka diajari mulai dari cara memetik kopi, menyangrai, menggiling, menyicipi, hingga menjadi owner kopi.

KRIDA HERBAYU, Banyuwangi

DIHARI ketiga pelaksanaan Coffee Processing Festival yang digelar di rumah kreatif, para peserta mendapatkan materi seputar proses produksi kopi yang Ideal serta pengetatahuan seputar barista. Pemkab Banyuwangi mendatangkan barista profesional, Viki Raharja.

Viki merupakan penyandang gelar CTI Battle Latte Art Asia 2016. Dia ditunjuk oleh Kementrrian Pariwisata sebagai Duta Kopi lndonesia. Viki mengatakan, barista merupakan ujung tombak dari sebuah industri kopi. Karena setelah proses yang panjang – mulai dari proses penanamam, prosés pasca panen hingga menjadi kopi bubuk – selanjutnya kopi tersebut akan diseduh oleh seorang barista hingga akhirnya disajikan dan dinikmati.

Nikmat atau tidaknya kopi yang disajikan tersebut tergantung dari proses penyeduhan yang dilakukan oleh barista. Menurut Viki, sebenarnya semua orang yang membuat dan menyajikan kopi bisa disebut barista.

Dan alangkah baiknya, meskipun bukan barista profesional, namun bisa membuat dan menyajikan kopi dengan çara dan takaran yang pas untuk menghargai proses perjalanan kopi yang panjang tersebut.

Viki juga memaparkan, bagaimana seorang barispa bisa membuat dan menyajikan seduhan kopi yang nikmat. Mulai dari teknik brewing (penyeduhan kopi), praktik membuat kopi espresso, membuat kopi dengan penggunaan filler, hingga praktik membuat espresso dengan campuran susu.

“Setiap barista profesional mempunyai teknik masing-masing dalam membuat kopi,” ujar Viki. Dari banyaknya teknik yang digunakan, intinya dari proses tersebut adalah rasa kopi yang enak. Viki mengaku sudah banyak bertemu dengan jagoan barista dari berbagai negara, teknik brewing yang mereka lakukan berbeda, namun semua rasa kopinya enak.

“Berarti untuk teknik boleh saja berbeda, yang penting adalah hasil akhir dari proses ekstraksi kopinya,” ucap pria kelahiran 19 Juli 1989 itu. Dalam kesempatan itu, peserta langsung melihat bagaimana barista berprestasi di Maxx Corner melakukan teknik brewing.

Mulai dari takaran kopinya, tekstur kehalusan kopi atau ground size, suhu air, rasio air dan kopi, serta time of brewing atau tinta extraction. Banyaknya takaran kopi yang digunakan dinilai akan mempengaruhi tekstur rasa, apakah tipis atau bold (pekat).

Begitu juga semakin kasar tekstur bubuk kopi maka rasanya makin hilang dan suhu air yang digunakan harus lebih panas. Sedangkan kalau terlalu halus, rasanya menjadi pahit atau dry, sehingga teksturnya harus tepat.

Selain itu mereka juga diajak praktik membuat espresso dengan baik serta bagaimana memberikan campuran susu yang pas untuk menyajikan secangkir espresso nikmat. ”Yang paling susah yaitu membedakan tekstur kopi dan saat pencampuran kopi dengan susu,” ungkap Rama, 25, peserta asal Banyuwangi.

Pada hari pertama peserta di berikan materi proses pengolahan kopi pasca panen. Mulai dari memetik biji kopi yang telah masak, penyortiran biji kopi, pengupasan kopi menggunakan mesin pulper, pengeringan, roasting kopi baik secara tradisional maupun menggunakan mesin roasting, hingga penggilingan.

Pemateri melibatkan pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia serta Setiawan Subekti selaku tester kopi Internasional asal Banyuwangi. ”Jadi kami sekarang tahu bagaimana awal biji kopi dari penanaman, pemetikan, pengeringan, hingga proses pecah biji kopi sampai menjadi bubuk kopi yang dapat diminum oleh para penikmat kopi,” tandas Zay, 24, peserta asal Genteng. (radar)