sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Puluhan Warga Geruduk Kantor Desa, Desak Kades Buka-Bukaan Soal Dana APBDes 2025!
Suasana di Desa Tampo, Kecamatan Cluring, mendadak panas pada Kamis siang (9/10).
Puluhan warga berbondong-bondong “menggeruduk” kantor desa, menuntut kejelasan soal pengelolaan APBDes 2025 yang mereka nilai tidak transparan dan kurang terbuka terhadap publik.
Baca Juga: Motor Beat Hilang di Kosan, Ditemukan Polisi Muncar Parkir Sehari Semalam di Warung!
Kedatangan warga ini bukan sekadar unjuk rasa emosional — melainkan bentuk protes damai dan penuh simbol perlawanan.
Mereka datang dengan sepeda motor, jalan kaki, hingga mobil pikap bersound system besar, memutar lagu-lagu Iwan Fals yang menggema sepanjang jalan menuju balai desa.
“Kami tidak datang untuk ribut. Kami hanya ingin kejelasan dan keterbukaan soal dana desa,” tegas Agus, juru bicara warga, di hadapan perangkat desa.
Baca Juga: Liverpool Siap Curi Bintang Premier League dari Manchester United & Tottenham! Antoine Semenyo Jadi Target Panas Bursa Transfer!
Warga Pertanyakan Proyek Desa, BumDes, hingga Lelang Tanah Kas
Dalam audiensi terbuka yang berlangsung lesehan di pendopo kantor desa, warga mempertanyakan banyak hal yang dianggap “abu-abu” dalam laporan keuangan desa.
Beberapa sorotan utama antara lain:
-
Proyek irigasi pertanian yang dinilai tidak jelas anggarannya,
-
Pengelolaan Tanah Kas Desa (TKD) yang belum ada pemenang lelang,
-
Aktivitas Badan Usaha Milik Desa (BumDes) yang dianggap pasif,
-
Program ketahanan pangan yang belum tampak hasilnya,
-
Hingga kepanitiaan Tampo Fair yang dinilai tidak terbuka dan hanya dikuasai kelompok tertentu.
“Kami ingin tahu uang desa ini larinya ke mana. Jangan sampai masyarakat cuma jadi penonton,” ujar Supriyadi (48), salah satu warga yang hadir dalam aksi tersebut.
Page 2
Baca Juga: Ultimatum Kluivert Indonesia vs Irak: Neraka di Jeddah, Kami Harus Main Seperti Singa!
Kepala Desa Tampo Buka Suara: Siap Benahi dan Lebih Transparan
Menanggapi gelombang protes itu, Kepala Desa Tampo, Hasyim Ashari, langsung memberikan klarifikasi.
Ia menjelaskan bahwa proyek irigasi yang dipermasalahkan ditangani oleh Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), sementara lelang Tanah Kas Desa (TKD) masih belum ada pemenangnya hingga akhir 2024.
“Belum ada pemenang lelang. Semua proses masih berjalan sesuai aturan,” ujar Hasyim menjelaskan di hadapan warga.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Kompak Anjlok! Antam, UBS, dan Galeri24 Runtuh Bareng — Ada Apa Nih?
Terkait protes soal panitia Tampo Fair, Hasyim juga mengaku siap melakukan pembenahan besar-besaran.
“Kalau masyarakat ingin lebih dilibatkan, panitia akan kami bentuk ulang agar lebih terbuka dan partisipatif,” tegasnya.
Audiensi Berjalan Damai, Warga Minta Bukti Nyata dari Pemerintah Desa
Pertemuan yang dijaga ketat oleh anggota Polsek dan Koramil Cluring itu berlangsung kondusif hingga akhir.
Warga berharap langkah protes ini tidak berujung sia-sia dan pemerintah desa benar-benar membuka diri terkait pengelolaan dana publik.
“Kami tidak mau janji manis. Yang kami butuh itu bukti transparansi,” ujar salah satu warga dengan lantang.
Kini, bola panas transparansi APBDes 2025 berada di tangan pemerintah Desa Tampo.
Masyarakat menunggu — apakah janji keterbukaan itu hanya sekadar kata-kata, atau benar-benar diwujudkan lewat laporan keuangan yang bisa diakses publik.
Baca Juga: Warga Sukamade Bangun Lagi Jembatan Rakit, Harus Gotong Royong Lawan Derasnya Sungai!
Fakta Menarik Aksi Warga Tampo:
-
Warga datang membawa sound system pikap dan menyetel lagu-lagu Iwan Fals.
-
Audiensi dilakukan lesehan di pendopo desa agar semua bisa bicara terbuka.
-
Tidak ada bentrokan, aksi berlangsung damai dan penuh ekspresi simbolik.
-
Polsek dan Koramil Cluring ikut mengamankan jalannya pertemuan. (*)
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Puluhan Warga Geruduk Kantor Desa, Desak Kades Buka-Bukaan Soal Dana APBDes 2025!
Suasana di Desa Tampo, Kecamatan Cluring, mendadak panas pada Kamis siang (9/10).
Puluhan warga berbondong-bondong “menggeruduk” kantor desa, menuntut kejelasan soal pengelolaan APBDes 2025 yang mereka nilai tidak transparan dan kurang terbuka terhadap publik.
Baca Juga: Motor Beat Hilang di Kosan, Ditemukan Polisi Muncar Parkir Sehari Semalam di Warung!
Kedatangan warga ini bukan sekadar unjuk rasa emosional — melainkan bentuk protes damai dan penuh simbol perlawanan.
Mereka datang dengan sepeda motor, jalan kaki, hingga mobil pikap bersound system besar, memutar lagu-lagu Iwan Fals yang menggema sepanjang jalan menuju balai desa.
“Kami tidak datang untuk ribut. Kami hanya ingin kejelasan dan keterbukaan soal dana desa,” tegas Agus, juru bicara warga, di hadapan perangkat desa.
Baca Juga: Liverpool Siap Curi Bintang Premier League dari Manchester United & Tottenham! Antoine Semenyo Jadi Target Panas Bursa Transfer!
Warga Pertanyakan Proyek Desa, BumDes, hingga Lelang Tanah Kas
Dalam audiensi terbuka yang berlangsung lesehan di pendopo kantor desa, warga mempertanyakan banyak hal yang dianggap “abu-abu” dalam laporan keuangan desa.
Beberapa sorotan utama antara lain:
-
Proyek irigasi pertanian yang dinilai tidak jelas anggarannya,
-
Pengelolaan Tanah Kas Desa (TKD) yang belum ada pemenang lelang,
-
Aktivitas Badan Usaha Milik Desa (BumDes) yang dianggap pasif,
-
Program ketahanan pangan yang belum tampak hasilnya,
-
Hingga kepanitiaan Tampo Fair yang dinilai tidak terbuka dan hanya dikuasai kelompok tertentu.
“Kami ingin tahu uang desa ini larinya ke mana. Jangan sampai masyarakat cuma jadi penonton,” ujar Supriyadi (48), salah satu warga yang hadir dalam aksi tersebut.