Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dari Rp 87 Miliar Melejit Jadi Rp 0,5 Triliun

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir ini, penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyuwangi melonjak drastis setiap tahun. Pada tahun pertama, Bupati Abdullah Azwar Anas dan Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko menjabat menggantikan bupati sebelumnya Ratna Ani Lestari dan Wakil Bupati Yusuf Nuris, PAD Banyuwangi tercatat hanya Rp 87,09 miliar.

Pada era kepemimpinan Ratna mulai tahun 2005, pergerakan penerimaan PAD bergerak lamban. Tahun pertama Ratna menjabat PAD Banyuwangi tercatat Rp 39,46 miliar dan tahun terakhir Ratna menjabat 2010, PAD Banyuwangi mentok di angka Rp 87,09 miliar.

Namun pada era kepemimpinan Bupati Anas, penerimaan PAD melejit tajam menjadi Rp 367 miliar pada tahun 2016 dari sebelumnya Rp 87,09 miliar pada tahun pertama menjabat 2010 lalu. Dua bulan menjabat, Anas langsung tancap gas merancang APBD 2011 dan menaikkan target PAD menjadi 106 miliar dari sebelumnya Rp 87,09 miliar.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2011, merupakan APBD pertama yang disusun pada era kepemimpinan Anas. Pada APBD pertama dengan total pendapatan mencapai Rp 1,456 triliun dan target PAD Rp 106 miliar lebih berhasil direalisasikan Rp 112 miliar lebih.

Pergerakan penerimaan PAD terus berlanjut pada tahun 2012. Sukses mencapai target Rp 106 miliar tahun sebelumnya, pada tahun 2016 target PAD dinaikkan lagi menjadi Rp 132 miliar dan sukses dicapai melebihi target hingga Rp 140 miliar.

Pada tahun 2012, dua sumber utama PAD, pajak daerah dan retribusi daerah berhasil digenjot menjadi masing-masing Rp 40 miliar dan Rp 24 miliar atau naik dari tahun sebelumnya Rp 32 miliar dan 21 miliar. Meningkatnya PAD tahun 2012 juga ditopang penerimaan dari pendapatan lain-lain PAD yang meningkat drastis menjadi Rp 60 miliar dari tahun sebelumnya 48,82 miliar.

Pada penyusunan APBD 2013, Bupati Anas lebih agresif lagi dengan menetapkan target PAD menjadi Rp 171 miliar lebih. Dari target itu, sukses dicapai hingga Rp 183 miliar.

Begitu juga pada tahun 2014, target PAD dipatok lebih optimistis lagi menjadi Rp 225 miliar. Walau target yang dipatok cukup besar, namun capaian penerimaan PAD tahun itu surplus dari target hingga Rp 246 miliar. Tahun 2014, peningkatan penerimaan PAD ditopang penerimaan lain-lain PAD yang menembus angka Rp 100 miliar.

Pada tahun 2015 atau tahun terakhir periode pertama menjabat, Bupati Anas lebih kerja keras lagi untuk menaikkan PAD. Pada APBD 2015, target PAD dinaikkan menjadi Rp 303 miliar. Dari target itu, sukses dicapai di angka Rp 346 miliar lebih. “Sejak tahun 2011 hingga 2015, target PAD kita selalu surplus,” ungkap Plt Kepala Bapenda Naliul Huda.

Sukses mendongkrak penerimaan PAD di angka Rp 300 miliar, pada APBD 2016 penerimaan PAD ditarget naik lagi namun tidak terlalu besar seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, penerimaan PAD ditarget Rp 353 miliar dan berhasil dicapai Rp 367 miliar.

Tahun kedua periode kedua menjabat, Bupati Anas mematok target penerimaan PAD dengan percaya diri penuh menjadi Rp 460 miliar pada APBD 2017. Target ini, hingga saat ini masih berjalan dan Bapenda optimistis target itu akan terlampaui dengan baik seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tahun depan, PAD Banyuwangi ditarget lebih besar lagi menjadi Rp 0,5 triliun. Meski realisasi PAD 2017 belum diketahui secara pasti, namun target tahun 2018 itu akan tercapai karena dilakukan secara terukur.

Nafiul Huda mengatakan, Pemkab Banyuwangi menetapkan target PAD secara terukur berdasar rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), rencana suategis (Renstra), rencana kerja daerah (Renja) dan rencana kepala daerah sebesar 15 persen. Karena sudah terukur dengan baik, maka realisasi PAD selalu surplus dalam beberapa tahun terakhir ini.(radar)