Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Jalan ke Wisata Pulau Merah Rusak Parah, Warga Tuding Akibat Kendaraan Milik PT BSI

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

PESANGGARAN – Aspal Jalan Raya di sepanjang Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, sudah mengelupas dan kini tinggal bebatuan yang berserakan. Padahal, itu jalan utama menuju ke lokasi wisata Pantai Pulau Merah (PM).

Warga dan pengujung wisata Pulau Merah, selama ini banyak yang jatuh saat melintas di jalan itu karena jalan yang tidak rata. Warga menuding, jalan yang rusak parah itu akibat sering dilewati kendaraan berat milik PT Bumi Suksesindo (BSI), perusahaan yang kini melakukan penambangan emas di Gunung Tumpang Pitu, Desa Sumberagung.

“Jalannya hanya diukur-ukur saja tapi tidak di aspal, padahal setiap akhir pekan banyak kecelakaan yang menimpa pengunjung Pulau Merah,” cetus Subagyo, 43, warga Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung.

Menurut Subagyo, jalan raya di desanya itu selain rusak parah juga banyak yang berlubang. Malahan, lubang di badan jalan itu kedalamannya sampai 30 sentimeter. “Jalan yang rusak parah dan berlubang itu panjangnya sampai tujuh kilometer, itu sudah berlangsung sejak setahun lalu,” ungkapnya.

Jika malam hari, lanjut dia, di sepanjang jalan raya itu juga gelap karena minim lampu penerangan. Dan itu, sangat membahayakan warga dan pengunjung wisata. “Merasa tidak nyaman jika melewati jalan itu. Sudah lama tidak diperbaiki, kalau hujan banjir lagi,” ungkap Zainudin, 35, salah satu pengunjung Pantai Pulau Merah.

Sekertaris Desa Sumberagung, Purnoto mengatakan, mengakui jalan raya di desanya rusak parah. Selama ini, warga sering melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor PT BSI terkait rusaknya jalan tersebut. “Warga menyebut PT BSI harus bertanggung jawab atas rusaknya jalan itu,” katanya.

Saat warga melakukan aksi ujuk rasa, terang dia, tidak ada perwakilan dari PT BSI yang mau menemui warga. Biasanya, PT BSI hanya mengutus petugas keamanan dan petugas kepolisian untuk menemui warga yang protes jalan itu.

“Pemerintah desa sama sekali tidak pernah berinteraksi dengan PT BSI. Setiap kali warga melakukan aksi demo, selalu security yang menanggapi,” jelas Purnoto.

Purnoto menambahkan petugas keamanan PT BSI mengatakan pengaspalan jalan yang rusak itu akan dilakukan mulai 28 Maret 2018. Tapi, warga sudah tidak tahan dengan kondisi jalan yang hanya diberi batu kerikil saja.

“Selama ini di jalan hanya diberi batu kerikil saja dan tidak dilakukan pengerasan, jika dibiarkan begitu saja malah semakin merusak jalan,” ungkapnya bernada geram.