Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Hermanto, Manusia Transformer asal Pulau Merah, Pesanggaran

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Jeli menangkap peluang, itulah Hermanto, 38. Berbekal pakaian karakter robot, warga Dusun Krajan, RT 2, RW1, Desa /Kecamatan Pesanggaran ini membuka jasa foto bersama di Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Respon pengunjung, ternyata cukup tinggi.

Sosok robot yang mirip karakter Bumblebee pada serial Transformers, sering terlihat mondar mandir di sekitar pos lifeguard di Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Dan itu, membuat pengunjung tertarik dengan mendekat dan minta foto bersama.

Robot itu bukan robot sungguhan. Bahan robot itu dari bahan-bahan sejenis karpet plastik yang didesain menyerupai robot. Dan manusia besi itu digerakkan dengan tenaga manusia yang di dalamnya. Hermanto, 38.

Dengan sabar, suami Wulan Vitasi asal Dusun Krajan, RT 2, RW1, Desa /Kecamatan Pesanggaran itu melayani permintaan foto bersama itu. Hermanto menekuni usaha dengan menjadi robot itu sejak 2019.

Jasa yang ditawarkan hanya foto dengan membayar seikhlasnya. Jika saat kinjungan Pulau Merah ramai dan beruntung, dalam sehari bisa mengantongi hingga Rp. 500 ribu sehari. Tapi, pemasuikan itu menurun saat pandemi mulai masuk. “Kalau selama pandemi, hanya dapat Rp. 100 ribuan per hari,” katanya.

Berada di dalam pakaian yang menutupi seluruh anggota tubuhnya, tentu sedikit merepotkan. Apalagi, pasir di Pulau Merah yang terkenal tebal itu membuatnya harus berjuang keras untuk bisa berjalan. “Saya jatuh berkali-kali, terdorong ombak ya langsung ambruk,” ungkapnya.

Kondisi itu pula yang membuatnya tidak bisa memastikan, setiap orang yang mengajaknya foto memberi uang yang pantas. Tidak jarang, setelah selesai foto, mereka tidak memberikan uang, tetapi hanya memberi jajan atau barang yang tidak bisa dimanfaatkan. “Dikasih tiket Pulau Merah sering,” jelasnya.

Tapi itu tidak membuat Hermanto gusar. Sejak awal, dia tidak mempermasalahkan uang jasa itu. Dia harus konsekuen dengan konsepnya dengan bayar sesukanya. Selain itu, bekerja di tempat rekreasi tidak perlu dibuat terlalu pusing, apalagi jasanya tergolong mudah. “Yang penting saya bisa menghibur pengunjung di Pantai Pulau Merah,” katanya.

Bagi ayah satu anak ini, rizeki itu selalu datang dan tidak pernah salah alamat, selama orang itu mau bekerja. Di luar orang yang minta foto bersama, Hermanto sering mendapat penghasilan lebih dari orang-orang yang ingin mempromosikan produknya.

Biasanya, mereka akan mevideo dengan membawa produk tersebut. “Kadang ada yang minta endorse (promosi) kosmetik, saya diberi Rp, 50 ribu,” jelasnya.

Untuk jual jasanya ini, Hermanto harus rela mengikuti permintaan yang aneh –aneh dari orang yang ingin foto bersamanya. “Pernah ada perempuan yang ingin foto di kursi bawah paying, seolah perempuan itu berpasangan dengan robot, ini susah sekali,” katanya.

Saat kunjungan di Pantai Pulau Merah sangat sepi, dia terpaksa tidak mengoperasikan jasa robotnya. Untuk sementara, memilih menekuni usaha lain, sembari menunggu kunjungan di wisata kembali ramai. “Sekarang saya jadi kurir makanan, habis Lebaran ke sana lagi,” pungkasnya. (sli/abi) (bw/sli/als/JPR)

Sumber : https://radarbanyuwangi.jawapos.com/read/2021/05/01/258228/hermanto-manusia-transformer-asal-pulau-merah-pesanggaran