Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Bingung Semalam Tidak Pulang

Alm. Rima Lutfiasari
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Alm. Rima Lutfiasari

Rima Lutfiasari, korban dugaan pembunuhan, dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Sraten, Kecamatan Cluring. Pelajar kelas X SMAN I Purwoharjo itu dimakamkan pihak keluarga setelah diotopsi di RSUD Blambangan Selasa malam (31/10).

Keluarga yang bersangkutan tidak bisa menyembunyikan kesedihan. Sebab, anak bungsu dari dua bersaudara tersebut meninggal dengan cara sadis. “Saya minta pelaku dihukum berat,” pinta Sahuri, bapak korban, saat ditemui koran ini di rumahnya kemarin.

Dia mengisahkan, sebelum anaknya ditemukan meninggal Selasa sore, sejak senin malam putrinya itu tidak pulang. “Sehabis maghrib, dia pamit latihan musik di studio Jajag,’’ ungkap Sahuri. Selama tiga jam putrinya tidak pulang. Dia pun langsung menghubungi putrinya melalui telepon “Pukul sembilan malam saya telepon masih diangkat. Kata anak saya, sudah siap-siap mau pulang,” jelasnya.

Tetapi, meski sudah ditunggu selama dua jam, anaknya yang membawa sepeda motor Honda Beat warna putih tersebut tak kunjung tiba di rumah. Merasa khawatir, dia menghubungi lagi. “Tapi, waktu itu tidak diangkat. Padahal, Hp-nya masih aktif,” jelasnya. Bahkan, dari pagi hingga siang no mor ponsel pu trinya tersebut tetap aktif.

Sayang, telepon itu tidak per nah diangkat oleh yang ber sangkutan. “Saya dapat kabar dari teman-temannya, anak saya tidak masuk sekolah. Saya cari ke teman-temannya juga gak ada yang tahu,” ungkapnya. Dari sinilah, bapak dua anak ter sebut mulai waswas. Sikap waswas tersebut ternyata terbukti. Sebab, tak lama kemudian dia mendapat informasi ada seorang remaja ditemukan tak bernyawa di Sasak Bomo, Dusun Melik, Desa Parijatah Wetan, Kecamatan Srono. “Katanya pakai kaus hijau, saya langsung lemas,” tuturnya.

Saringatun, 57, bibi korban mengatakan, pihak keluarga menemukan tas milik keponakannya tersebut di Desa Wonosobo. “Waktu itu keponakan saya masih belum ketemu. Waktu ada orang dari Rogojampi memberi tahu ada penemuan mayat di sebelah jembatan, saya langsung ambruk,” ujar perempuan yang berdomisili di Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, itu.

Dia membenarkan bahwa keponakannya tersebut adalah seorang penyanyi. Bahkan, profesi tersebut sudah berlangsung sejak kanak-kanak. ‘’Mulai SD, almarhumah sudah nyanyi,” terangnya. Sementara itu, Kholifatun, 40, ibu kandung korban, masih berada di luar negeri. Bersama anak pertamanya, perempuan tersebut sudah lima tahun bekerja di Taiwan. (radar)

Kata kunci yang digunakan :