Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Event  

35 Wisatawan Mancanegara Meriahkan Banyuwangi Ethno Carnival 2018

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) siap digelar di Banyuwangi, Minggu (29/7/2018). Event karnaval yang mengawinkan antara  modernitas dan tradisional ini setiap tahunnya terus mengeksplorasi beragam seni budaya Banyuwangi. Digelar sejak 2011, ini adalah kali ke 8 BEC digelar.

Tak ketinggalan, deretan wisatawan asing juga akan ikut memeriahkan gelaran BEC yang mengangkat tema ‘Puter Kayun’ ini. Tak kurang 35 wisatawan dari berbagai negara akan mengikuti parade BEC tersebut. Mereka berasal dari Jerman, Australia, Kolombia, Turkmenistan, Rusia, Palestina, Libya, Sudan, Nigeria, Mesir, Ukraina, Thailand, Pakistan, Suriah, Tanzania, Tajikistan, Rwanda, Uganda  dan Hungaria.

Dijelaskan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Muhammad Yanuar Bramuda, event BEC yang  sekaligus menjadi  ajang promosi wisata Banyuwangi ini sangat menarik perhatian para wisatawan mancanegara. Sengaja kami umumkan lewat media sosial tentang event ini, dan banyak wisman yang memberikan responnya dan menyatakan  ingin ikut serta dalam BEC 2018,” tutur Bramuda.

Selain berkesempatan menonton BEC, mereka juga akan ikut serta dalam parade tersebut dengan mengenakan kostum Gandrung dan Jebeng Thulik.

Salah satu wisman yang akan ikut dalam parade BEC ini, Monther Rasheed mengaku senang bisa ikut dilibatkan dalam event karnaval ini. Pemuda asal Palestina yang mengikuti program beasiswa Darmasiswa  di Universitas Muhammadiyah  Malang (UMM) ini mulanya diberitahu kawannya  soal pengumuman BEC di salah satu sosial media.

“Awalnya saya diberitahu kawan saya tentang event ini yang pengumumannya di-upload di sosmed. Saya langsung mendaftar bersama beberapa kawan,” ujar Monther.

Monther yang penghobi fotografi langsung membayangkan keseruan event tersebut. “Saya nggak cuma sekedar menyaksikan event budaya dari dekat, tapi juga mengabadikannya lewat kamera saya. Kebetulan saya juga seorang fotografer yang sangat suka mengeksplorasi berbagai trip yang saya ikuti, bertemu orang-orang baru dan melihat lokasi-lokasi baru,” kata mahasiswa yang kuliah di jurusan Bahasa Indonesia di UMM ini.

Bagi Monther, mengunjungi  Banyuwangi bukanlah sesuatu yang baru. Sebelumnya, dia sudah berkunjung ke Banyuwangi selama empat kali. Bahkan dia juga sempat mengikuti acara Youth Indonesian Forum (YIF) 2017 yang digelar selama seminggu di Banyuwangi .

“Dulu selain mengikuti seminar kepemudaan di Banyuwangi, saya juga sempat mengunjungi Kawah Ijen, air terjun Jagir dan sempat bermain ke beberapa pantai. Nah, di moment ini nggak akan saya sia-siakan, selain bisa menikmati BEC, saya juga akan kembali mengeksplore tempat wisata di Banyuwangi. Termasuk ke Kawah Ijen lagi,” beber Monther.

Selain Monther, ada pula Anne Reina asal Jerman. Anne mengaku pada mulanya membaca tentang gelaran BEC dari grup facebook Backpacking Indonesia. Anne yang sedang melakukan perjalanan bersama sang suami ini tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut.

“Mumpung kami berada di Indonesia, kami sempatkan untuk mendaftar agar bisa ikut di event ini. Apalagi kami sangat suka menikmati seni dan budaya lokal dari tempat-tempat yang kami datangi. Sekalian nanti pengen jalan-jalan ke objek wisata yang ada di Banyuwangi,” kata istri Santiago Reina, asal Kolombia ini.

Untuk diketahui, BEC tahun ini akan mengajak para pengunjungnya untuk lebih bisa menikmati atraksi karnaval. Selain panggung utama di Taman Blambangan Banyuwangi, dalam BEC kali ini juga terdapat 10 spot panggung yang tersebar di beberapa titik, dimana tiap titik menampilkan 10 sub tema.

Yakni Kupat Lepet, Tapekong, Oncor-oncoran, Keris, Buyut Jakso dan Gedogan. Ada pula sub tema jaran (kuda), dongkar (delman), ejeg (kusir), dan segoro (pantai) Watu Dodol. Ke-10 sub tema tersebut disulap dalam bentuk busana yang unik dan megah.