Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Event  

BEC Jadi Berkah bagi PKL dan Pelaku Wisata

Foto: detik
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: detik

BANYUWANGI – Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang digelar Sabtu 27 Juli 2019 menyedot ribuan penonton. Kedatangan mereka pun menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku usaha dan bahkan pedagang kaki lima (PKL).

Dilansir dari detikcom, berkah itu salah satunya dirasakan pengusaha oleh-oleh. Salah satunya adalah Osing Deles yang mengaku omzetnya meningkat tajam saat perhelatan BEC.

Pusat oleh-oleh yang menampung produk-produk UMKM Banyuwangi tersebut mengantongi tak kurang Rp 450 juta selama tiga hari terakhir.

“Alhamdullillah penjualan kami sangat meningkat, para wisatawan memadati toko,” ujar dr. Zunita, pemilik Osing Deles, Minggu (28/7/2019).

“Tahun ini meningkat 50 persen dibanding tahun kemarin,” ungkapnya.

Tak hanya itu, pengusaha hotel juga kecipratan imbas positif BEC. Salah satunya diungkapkan Marketing Communication (Marcom) Hotel Illira Banyuwangi, Niken Fajar Andini.

Pada momen BEC tahun ini, tingkat keterisian kamar hotel Illira Banyuwangi mencapai seratus persen.

“Jumlah kamar hotel kami 137. Semuanya terisi,” ujar Niken. Begitu halnya dengan hotel El Royale yang okupansinya juga tinggi.

Hal yang sama juga dirasakan pelaku sektor mikro. Lapak-lapak PKL berderet di jalan protokol di pusat kota Banyuwangi Sabtu 27 Juli 2019, khususnya jalan di sepanjang rute BEC 2019.

Mereka sengaja ‘menjemput rejeki’ dengan berjualan di area yang dilalui parade BEC. Ada lapak berjualan mainan anak, makanan-minuman, dan lain sebagainya.

Selain mereka yang mendirikan lapak, tidak sedikit pula PKL yang berjualan dengan memanfaatkan gerobak, sepeda motor, hingga pedagang yang menjajakan dagangan dengan berjalan kaki.

Mereka sama-sama mengaku perhelatan BEC berdampak positif kepada mereka.

Seperti dikatakan Yanto, penjual Pempek yang sehari-hari mangkal di kawasan Pelabuhan Ketapang, ini memilih berjualan di rute yang dilalui para talent BEC kemarin.

“Alhamdullillah laku semua, lumayan dapat Rp 400 ribu. Biasanya, seharian belum tentu segitu, tapi ini tidak sampai empat jam habis semua. Alhamdulillah,” ujar Yanto.

Hal senada dilontarkan Ilham, penjual cilok. Dia sengaja berjualan di Jalan Sritanjung yang biasanya dipadati penonton.

“Laris sekali. Kegiatan BEC ini membawa berkah rejeki bagi pedagang kecil seperti kami,” tuturnya.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, kemarin merupakan pestanya para PKL dan pelaku usaha wisata di Banyuwangi. Anas mengaku senang banyak warga yang mendapat keuntungan ekonomi selama BEC diselenggarakan.

“Multiplier effect inilah yang kami harapkan dari atraksi yang kami gelar sepanjang tahun. PKL, pengusaha oleh-oleh, tur travel, pengelola hunian semua terimbas dengan datangnya wisatawan ke Banyuwangi,” kata Bupati Anas.

“Inilah yang kami maksud dengan konsolidasi ekonomi dari digelarnya agenda wisata Banyuwangi Festival,” imbuhnya.

Bupati Anas menambahkan, khusus hari kemarin, PKL diperkenankan berjualan di tepi jalan.

“BEC bukan hanya gawe pemkab, tetapi gawe seluruh masyarakat Banyuwangi, termasuk para PKL,” jelas Bupati Anas.

“Ini kesempatan PKL untuk meraih omzet yang lebih besar,” imbuhnya.

Bupati Anas menambahkan, berbagai event yang dikemas dalam rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) menjadi pengungkit perekonomian Banyuwangi.

Tingkat kunjungan wisatawan nusantara naik dari 491 ribu orang pada 2010 menjadi 5,3 juta orang di tahun 2018. Pun demikian dengan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang melonjak dari tahun 2010 yang 5 ribu orang menjadi 127 ribu orang pada tahun 2018.

“Pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi ikut terdongkrak. Tepatnya naik dari Rp 20 juta per orang di tahun 2010 menjadi Rp 48,5 juta di tahun 2018,” pungkasnya.