Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Akibat Kurang Kontrol Keluarga

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

POLA asuh orang tua tampaknya menjadi salah satu faktor utama penyebab tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak. Tidak bisa dimungkiri, banyak orang tua yang karena terlalu sibuk bekerja, lalu mengendurkan pengawasan terhadap sang buah hati. Akibatnya, kecenderungan anak yang selalu ingin meniru apa yang dia saksikan, tidak terkontrol. Ujung-ujungnya, anak melakukan tindakan kriminal.

Apalagi, beberapa tahun terakhir  banyak media yang menayangkandan memberitakan kejadian kriminal dengan cukup vulgar. Diakui atau tidak, pemberitaan kasus kriminal yang cukup vulgar itu merangsang rasa penasaran anak-anak. Nah, jika saat menyaksikan tayangan tersebut anak-anak tidak didampingi orang tua, maka anak-anak bisa ingin menirukan perbuatan kriminal tersebut. Psikolog RSUD Blambangan, Betty Kumala F. mengingatkan, anak-anak yang berasal dari keluarga baik-baik bukan berarti dia tidak akan melakukan perbuatan kriminal.

“Jika orang tuanya terlalu sibuk, bisa jadi anak-anak yang berasal dari keluarga baik-baik itu melakukan tindakan kriminal. Kontrol keluarga berperan besar dalam mencegah anak-anak melakukan perbuatan melanggar hukum,” ujarnya kemarin (18/2). Selain itu, kondisi lingkungan dan karakter anak juga berpengaruh terhadap perilaku anak. “Kadang anak-anak yang melakukan tindakan kriminal adalah anak yang memiliki karakter tertutup. Tetapi, banyak juga yang melakukan tindak kriminal karena ikutikutan,” tutur Betty.

Ironisnya lagi, perkembangan teknologi menyebabkan kalangan anak semakin mudah mengakses tayangan berbau pornografi . Tayangan yang tidak selayaknya ditonton anak-anak itu bisa dengan mudah disaksikan melalui internet dan ponsel. Yang tidak kalah penting dilakukan dalam mencegah tindakan kriminal oleh anak adalah memperdalam pendidikan agama. Dengan berpegang teguh pada ajaran agama, otomatis anak akan menjaga diri dari perbuatan yang dilarang agama. “Mohon maaf, kadang orang tua merangsang anak berprestasi di bi dang akademik dengan cara me nawarkan imbalan tertentu. Tetapi, banyak orang tua yang tidak memberi teguran saat anaknya tidak salat,” pungkas Betty. (radar)