JAKARTA – Nama Banyuwangi semakin berkibar beberapa tahun terakhir, tidak hanya di tingkat nasional, kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini juga mulai dikenal di tingkat internasional. Berbagai terobosan di bidang pemerintahan mampu menarik minat banyak pemerintah daerah lain datang ke Banyuwangi untuk menimba ilmu. Even pariwisata berbasis spontourism dan pengembangan ekowisata dikabupaten berjuluk Sunrise off Java ini telah mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi.
Selain itu, kabupaten ujung Timur Pulau Jawa ini berhasil menjadi kota pertama dan satu-satunya di tanah air yang menyandang predikat Kota Welas Asih (campasionate city) dan bersanding dengan 410 kota lain di dunia, tidak hanya itu, beberapa waktu lalu Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) merayakan Hari Bersyukur (Thanksgiving) di Bumi Blambangan. Berbagai terobosan tersebut, akhirnya mengantarkan Bupati Abdullah Azwar Anas menyabet gelar Indonesia Marketing Champion 2014 untuk kategori kalangan pemerintahan (Government).
Penghargaan itu diberikan kepada Bupati Anas lantaran di nilai cukup berhasil memasarkan Banyuwangi. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada Anas di Jakarta kemarin (11/12). Ajang penghargaan tahunan ini diselenggarakan oleh MarkPlus Inc. Pendiri MarkPlus yang juga pakar pemasaran Hermawan Kartajaya mengatakan, beragam strategi pemasaran yang dilakukan Bupati Banyuwangi mampu mengangkat pamor daerahnya. Selain menjadi destinasi wisata unggulan, Banyuwangi juga mulai dilirik sebagai tempat berinvestasi.
“Dari ratusan kepala daerah, Pak Azwar Anas adalah salah satu yang inovatif dan sadar marketing. Banyuwangi juga mampu menyinergikan pengembangan destinasi wisatanya dengan pihak lain, termasuk dengan BUMN,” ujar Hermawan. Dewan juri penghargaan ini terdiri dari sejumlah tokoh, antara lain, Menteri Pariwisata Arief Yahya, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, CEO MarkPlus Hermawan Kartajaya. dan Direktur Telkom M. Awaluddin. Kriteria penilaian antara lain terdiri dari pengaruh dan integritas personal, inovasi, kinerja, dan dampak komunitas.
“Bupati Banyuwangi menunjukkan spirit marketing dalam kesehariannya,” ujar Hermawan. Salah seorang dewan juri, Dahlan Iskan, mengatakan, salah satu keunggulan Bupati Banyuwangi adalah kemampuan mengelola external customer dan internal customer sama baiknya. “Ada kepala daerah lain yang hebat programnya, tapi tidak mampu mengelola para PNS-nya yang sesungguhnya adalah internal customer. Nah, Pak Azwar Anas ini hebat marketing untuk external customer dengan kemampuan mendatang perubahan PNS secara baik,” kata Dahlan.
Sementara itu, Bupati Anas mengatakan, pemasaran daerah adalah hal strategis yang harus dilakukan untuk memajukan daerah. Bahkan, Anas memosisikan dirinya sebagai seorang salesman bagi Banyuwangi. “Setiap ada kesempatan, saya selalu promosi. Di gadget saya lengkap tersimpan file presentasi dan foto dan video tentang Banyuwangi. Ketemu orang di bandara, lewat twitter, forum di mana-mana saja selalu memasarkan Banyuwangi,” kata dia. Anas mengatakan, Banyuwangi memiliki potensi besar yang belum tersentuh dengan maksimal sebelumnya.
“Butuh niat kuat, diplomasi tepat dan kerja cerdas untuk menggali potensi itu demi kemajuan daerah. Strategi pemasaran yang tepat dengan mengandalkan banyak saluran distribusi, mulai media konvensional, media sosial, hingga beragam aktivasi, menjadi jalannya,” kata Anas. Beberapa tahun lalu, Banyuwangi memiliki image yang kurang positif sebagai daerah yang terkenal dengan aktivitas kleniknya. Selain itu daerah ini juga dikelilingi oleh kawasan hutan dan pegunungan yang membuatnya sulit di jangkau.
Kini, Banyuwangi semakin mudah diakses dengan adanya bandara yang tiap hari sudah di terbagi dua maskapai tanah air, yakni Garuda Indonesia dan Wings Air. ”Kami juga mendorong ekowisata yang mengandalkan wisata budaya dan wisata alam yang punya diferensiasi kuat dibanding daerah lain,” tuturnya. Tiap tahun di Banyuwangi di gelar even kreatif bertajuk Banyuwangi Festival (B-Fest) yang banyak mengandalkan kerjasama dengan dunia usaha alias private partnership. “Ini salah satu cara mengasah lahirnya birokrasi yang punya jiwa enterprenership.
Dengan anggaran APBD minimal, kita berupaya menghadirkan berbagai evenwisata berkelas, seperti lnternational tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI). Jazz Pantai, dan Festival Gandrung Sewu,” tuturnya bupati berusia 41 tahun tersebut. Menurut Anas, selama B-Fest, terjadi pemutaran ekonomi yang dinamis di Banyuwangi. Banyak orang yang datang, menginap di hotel-hotel, makan dan berbelanja oleh-oleh.
“Dengan berbagai even ini juga menunjukkan kalau Banyuwangi adalah daerah aman untuk daya tarik bagi masuknya investasi. ibaratnya, menembak tiga burung dengan satu peluru,” cetus Anas. Sebagai gambaran, pada 2013, investasi yang masuk di Banyuwangi mencapai Rp 3,2 triliun, meningkat hingga 175 persen dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp 1,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yang investasinya baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi melonjak drastis hampir 1.100 persen.
Citra Banyuwangi juga mulai bergeser menjadi kabupaten Digital Society di mana 1.300 titik wifi telah terpasang di berbagai tempat. nyaman publik juga mulai berbasis teknologi informasi, mulai dari administrasi kependudukan, pendidikan, sampai kesehatan. “Tahun depan kami akan memperkuat brand Banyuwangi sebagai destinasi ekowisata dan investasi. Sudah ada beberapa strategi yang kami siapkan,” pungkasnya. (radar)