GENTENG – Sejumlah komunitas anak muda di kota Ganteng merapatkan barisan kemarin malam. Mereka bertemu di salah satu rumah makan di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, untuk ikut ambil bagian dalam pembangunan di kota Genteng.
Sejumlah komunitas yang hadir dalam acara itu adalah komunitas Tetes Air, Jalan-Jalan Seru (JJS), Asa Jelata, dan beberapa komunitas lain yang selama ini eksis di dunia maya. Selain itu, juga ada aktivis GP Ansor Kecamatan Genteng.
“Wadah anak muda Genteng telah hilang,” cetus Yahya Al-Koton, penggagas acara itu. Pria yang biasa disapa Anton itu mengatakan anak muda Genteng saat ini sangat berbeda dengan anak muda pada era 90-an. Dulu, jelas dia, ada kantor pembantu bupati yang bisa dijadikan arena kreativitas.
“Kita kehilangan kawedanan (kantor pembantu bupati) yang dulu menjadi pusat kegiatan kita,” ucapnya. Melalui pertemuan bersama itu, Anton berharap pemuda bisa menjadi motor penggerak untuk meningkatkan semua hal yang baik.
Arek Genteng harus lebih peka dengan perkembangan dan dinamika yang terjadi di masyarakat, khususnya di kota Genteng dan sekitarnya. Apalagi, saat ini Genteng menjadi tolok ukur di semua bidang, tidak terkecuali yang berbau masalah sosial.
“Genteng ini HIV tinggi, lembaga pendidikan juga banyak, potensi narkoba juga cukup tinggi,” ucapnya. Ketua GP Ansor Kecamatan Genteng, Arif Hidayat, 26, berharap keberadaan base camp itu bisa merangkul dan mewadahi semua unsur pemuda Genteng.
Tidak hanya pemuda yang selama ini menjalani kegiatan kesenian saja. “Anak-anak yang serius dengan kajian juga harus dirangkul. Genteng ini kan luar biasa potensi anak mudanya,” ucapnya. (radar)