Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

banjir Mengintai, Warga Diminta Awasi Sungai

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

banjirrMenyisir Hulu-Hilir, DKP Waspada Banjir

BANYUWANGI – Hujan mulai kerap melanda wilayah Banyuwangi dan sekitarnya sejak beberapa pekan terakhir. Banjir pun sewaktuwaktu bisa terjadi di KotaGandrung. Karena itu, diperlukan peran serta masyarakat agar potensi bencana tersebut bisa diantisipasi dengan baik. Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, Arief Setiawan mengatakan, sejumlah langkah antisipasi banjir telah dilakukan Pemkab Banyuwangi, khususnya DKP.

Salah satunya rutin membersihkan aliran sungai dari tumpukan sampah. Namun demikian, antisipasi banjir itu tidak akan optimal jika tidak didukung peran serta masyarakat. Selama ini kami membantu tugas Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan dengan membersihkan aliran sungai. Kami berharap perilaku masyarakat yang selama ini belum sejalan dengan kami segera sejalan,” ujarnya dikonfirmasi via sambungan telepon kemarin (14/1).

Dikatakan, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, mulai wilayah hulu sampai hilir, hendaknya tidak membuang sampah ke sungai. “Harapan kami, jangan lagi ada masyarakat yang membuang sampah ke sungai,” harapnya. Menurut Arief, pihaknya telah menjalin komunikasi dan kerja sama dengan masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, yang notabene merupakan wilayah hulu aliran sungai yang mengalir di Kota Gandrung.

Kerja sama itu dilakukan dalam rangka menjaga kebersihan dan penghijauan di daerah aliran sungai. Arief menambahkan, selain keterlibatan masyarakat, antisipasi banjir juga memerlukan integrasi program antarinstansi terkait, yakni DKP, Dinas PU Pengairan, dan Badan Lingkungan Hidup (BLH). Misalnya, Dinas PU Pengairan melakukan pengerukan sedimen sungai, dan BLH menyediakan gerobak kecil di bantaran sungai.

“Tetapi,tanpa integrasi yang baik, sampah di gerobak-gerobak tersebut akan dibawa ke mana? Di sinilah perlunya integrated program tersebut,” paparnya. Sementara itu, selain membersihkan aliran sungai, langkah mengantisipasi banjir di Banyuwangi juga dilakukan  dengan cara membangun sumur- sumur resapan. “Kita telah membangun sumur-sumur resapan di sejumlah titik di Banyuwangi. Walau resapan itu tidak akan mampu menyerap habis luberan air, minimal bisa mengurangi,” kata dia.

Dijelaskan, selama ini seluruh luberan air hujan dialirkan ke sungai. Akibatnya, sungaisungai yang mengalir di Kota Gandrung pun tidak mampu menampung limpahan air hujan dari permukiman dan perumahan penduduk tersebut. Karena itu, imbuh Arief, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan pengembang perumahan dan sejumlah asosiasi pengembang, misalnya Real Estate Indonesia (REI) dan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).

“Masing-masing rumah di perumahan wajib menyediakan resapan. Pengembang juga harus punya resapan besar. Air yang tidak tertampung resapan-resapan itu baru dialirkan ke selokan,” cetusnya. Belum cukup sampai di situ, agar pencegahan banjir semakin optimal, perlu penanaman pohon secara masif. Sebab, pohonmampu mengurangi genangan air di sekitarnya. (radar)