Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bayar Utang, Persewangi Dideadline 17 Oktober

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Utang biaya hotel yang melilit Persewangi ternyata belum beres. Hingga kemarin, pihak Hotel Kumala masih belum menerima uang dari manajemen klub yang berlaga di Divisi Utama PSSI itu. Seperti diketahui, pengurus Persewangi memiliki utang biaya menginap dua pemain asing di Hotel Kumala awal Ramadan lalu. Dua punggawa tim berjuluk Laskar Blambangan tersebut adalah Toure Morlaye dan Mohamed Lamine Fofana. Dua legiun asing asal Guinea itu menginap di hotel itu selama sepekan.

Dua pemain itu menginap atas petunjuk pengurus Persewangi. Namun, sejak saat itu hingga kini pihak hotel belum terima pembayaran senilai sekitar Rp 3 juta dari pengurus Persewangi. Meski demikian, ada kabar yang melegakan. Sebab, pihak
hotel mengaku sudah kontak dengan pengurus Persewangi. ‘’Pak Hari (Wijaya, ketua Persewangi) sudah menghubungi saya mau membayar katanya,” ujar owner Hotel Kumala, Ocha Pamucha, kemarin (15/10). Sebenarnya, kata dia, pihaknya sudah terlalu lama menunggu.

Sudah lama utang tersebut belum dibayar. “Mau saya lapor polisi, tapi Pak Hari bilang mau bayar,” katanya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Agar janji tersebut tidak meleset, dia memberikan tenggat waktu. Dia memberi batas waktu pembayaran hingga tiga hari. ‘’Saya kasih waktu sampai 17 Oktober besok melalui SMS,” kata Ocha. Secara terpisah, Ketua Persewangi Hari Wijaya mengaku sudah berhubungan dengan pihak hotel. Menurut dia, pihak hotel bersedia menunggu pembayaran darinya. ‘’Sudah saya hubungi kemarin,” kata Hari.

Dia mengatakan, pihaknya akan membayar utang itu. Hanya saja, saat ini dananya belum ada. Menurutnya, pihak hotel sudah menyadari hal itu. ‘’Nanti akan kita bayar,” janjinya. Mengingat dananya belum ada, manajemen Persewangi meminta berbagai pihak ikut membantu. Sebab, klub berkostum Merah-Hitam itu tim kebanggaan rakyat Banyuwangi. ‘’Mari kita dukung Persewangi. Kalau tidak ada yang peduli dengan Persewangi, maka Persewangi akan habis,” terangnya. Mengenai deadline dari pihak hotel, yakni 17 Oktober, pria asal Desa Setail, Kecamatan Genteng, itu mengaku tidak pernah diberi tenggat waktu. Yang terpenting, pihaknya akan membayar. ‘’Tidak ada deadline waktu pembayaran yang masuk ke hand phone saya,” tandasnya. (radar)