Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Belasan Ha Padi Ambruk Diguyur Hujan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

robohSINGOJURUH – Hujan deras dan angin besar yang masih sering terjadi diwilayah Kabupaten Banyuwangi mengancan para petani.

Belasan hektare tanaman padi yang sudah siap dipanen di Banyuwangi Selatan kini banyak yang rusak dan ambruk. Tanaman padi milik petani yang rusak itu seperti di Desa Lemahbang Kulon dan Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh.

Menghindari kerugian yang besar, para petani terpaksa memanen “Belum waktunya, tapi daripada semalam rusak.” cetus Supriadi, seorang petani di Desa Lemahbang Kulon. Supariadi menyebut, tanaman padinya itu ambruk akibat sering diguyur hujan.

Selain itu, akhir-akhir ini juga sering ada angin besar. “Kalau tidak segera dipanen, nanti padinya malah membusuk,” katanya kepada jawa Pos Radar Genteng kemarin (17/3). Untungnya, jelas dia, tanaman padi yang ambruk itu sudah menguning dan siap panen.

Sehingga, dirinya yang memanen Iebih awal itu tidak mengalami kerugian terlalu besar. “Hasil panen kali ini lumayan bagus, meski banyak yang roboh,” ujarnya. Petani lain, Nanang, 35, asal Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, mengaku akan segera memanen tanaman padi miliknya meski belum waktunya.

Itu setelah mengetahui tanamannya banyak yang ambruk akibat hujan disertai angin kencang. “Ya untungnya sudah masuk masa panen, jadi tidak terlalu rugi besar. Kalau masih baru berbuah dan ambruk, jelas akan rugi besar,” sebutnya.

Jika sudah banyak yang roboh, jelas dia. biasanya bulir padi yang sudah isi dan siap panen banyak yang rontok dan busuk. Sehingga, itu sangat berpengaruh terhadap hasil panen. “Kalau tanaman itu ambruk biasanya susut.

Kalau biasanya dapat sepuluh karung; ini mungkin hanya delapan karung,” ungkapnya. Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Dispertahutbun) Banyuwangi, Ikrori Hudanto, mengatakan belum mengetahui secara pasti mengenai penurunan kualitas hasil produksi yang disebabkan curah hujan yang tinggi.

Hanya, Dipertahutbun akan tetap melakukan kajian dan pemantauan secara berkala terhadap serangan hama wereng dan xan- tomonas. “Kita minta setiap PPL (petugas penyuluh lapangan) melaporkan setiap peristiwa yang terjadi di wilayahnya” katanya.

Menurut Ikrori, kualitas hasil produksi padi akan menurun jika tanaman dalam masa pengisian bulir atau berumur sekitar dua bulan ambruk tersapu angin. “Sementara yang kami temukan itu padi sudah dalant kondisi kuning dan siap panen. jadi tidak terlalu bermasalah,” cetusnya.

Ikrori meminta selama musim penghujan ini para petani mengurangi penggunaan pupuk jenis urea dan meningkatkan pemakaian pupuk SP. “Harus di tingkatkan pupuk yang mengandung kalium agar batang padi kuat,” katanya. (radar)