Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Belum Direnovasi, Terpaksa Tidur di Kandang Sapi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

mistopKANDANG sapi Itulah tempat yang nyaman bagi Mistop Setiawan, 56, warga RT4/RW2, Lingkungan Karanganyar, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, saat ini. Satu-satunya rumah miliknya belum bisa ditempati karena tertimpa pohon akibat terjangan lesus beberapa hari lalu.

Selain dinding rumah dan genting rusak, perabotan rumah banyak yang rusak. Alat- alat dapur,TV,DVD, kursi,meja,lemari, dan lain sebagainya, juga hancur Akibat keterbasan biaya dan tenaga, ini rumah Mistop belum direnovasi Dan juga beLum bisa ditinggali. Alhasil, dia dan keluarganya terpaksa tidur di kandang sapi berukuran 3×4 meter tidak jauh dari rumahnya.

“Sejak rumah hancur tertimpa pohon, saya bersama istri dan tiga anak saya tidur di kandang sapi didepan rumah keruntelan (berdesak-desakan) ujar mistop. Bapak lima anak itu terpaksa menggunakan kandang sapi sebagai tempat tinggal karena tidak punya pilihan lain. Sembari menunggu rumahnya kembali berdiri tegak dan dapat ditinggali lagi, selama lima hari ini Mlstop dan keluarganya harus rela bersahabat dengan nyamuk dan dingin angin malam karena tempat tinggal sementara sangat tidak layak digunakan.

‘Terpaksa Mas, Mau tinggal di mana lagi ujar mistop.  Setelah rumahnya hancur akibat tertimpa pohon beberapa hari lalu, dia pun harus rela tidak bekerja. Mistop yang sehari- harinya bekerja sebagai buruh jualan bakpao keliling itu harus membersihkan Rumahnya. Kadang tetangga dan saudaranya ada yang membantu membersihkan piring-piring bangunan yang hancur.

‘Sudah lima hari ini saya enggak kerja. Kalau ditinggal kerja rumah ini siapa yang menjaga. Anak-anak saya sekolah, istri saya kerja sebagai penjaga warung didepan asrama polisi Kelurahan Penataban meskipun masih sakit akibat tertimpa reruntuhan rumah,” jelas Mistop. Pada saat rumah Mistop tertimpa pohon beberapa waktu lalu, istri Mistop yang bernama Triati menjadi korban.

Triati yang saat itu berada di dalam rumah tidak sempat menyelamatkan diri lantaran aingin datang tiba- tiba. ‘Waktu kejadian yang ada di dalam rumah ya istri saya. Katanya dia pas mau ambil air minum. ‘Tau ada angin kencang dia mau keluar rumah, belum sampai keluar rumah pohon tiba-tiba menimpa rumah saya. istri saya tertimpa reruntuhan rumah.

Dia terluka di kepala dan punggung serta lengan.” terang Mistop. Saat ini sembari menyicil merenovasi rumahnya yang hancur, dia juga berharap ada bantuan dari pihak berwenang. baik bantuan biaya maupun tenaga. agar rumah miliknya berdiri kembali. Sebab, sampai saat ini dia masih belum menerima bantuan merenovasi rumah. “Hanya saya dan keluarga sendiri yang membersihkan dan merenovasi.

Beberapa waktu lalu dari pihak Kodim ada yang membantu membersihkan. juga ada bantuan beras, sarden, dan mi instan. ‘Tetapi, sekarang sudah tidak lagi,” ujar Mistop.  Rumah yang dia tinggali sejak dia lahir tersebut mentang berdiri di aras tanah yang di samping- sampingnya terdapat pohon besar. Dia khawatir apabila ada angin kencang terjadi lagi. Bukan tidak mumgkin pohon-pohon besar di sekeliling rumahnya tersebut kembali roboh dan menimpa rumahnya. ‘Dulu di sini hanya ada tanaman pisang.

Enggak tau siapa yang menanam pohon-pohon ini. Katanya sih orang LD II yang menanam pohon ini,” kata Mistop.  Kekhawatiran musibah itu kembali terjadi juga diungkapkan mujianah, warga sekitar. Meski saat angin kencang lalu rumahnya tidak tertimpa pohon, tapi dia saat ini sangat was-was apabila ada angin kencang lagi. “iya meruntung kemarin rumah saya tidak tertimpa pohon.

‘Tapi kan kita nggak tahu kalau ada angin kencang lagi. Bisa-bisa giliran rumah saya yang hancur, saya khawatir.” ujar Mujianah yang rumahnya juga dikelilingi pohon jabon tersebut.  Sekadar tahu, angin kencang yang tiba-tiba terjadi hari Sabtu lalu itu menyebabkan pohon jabon di sekitar rumah Mistop roboh dan menimpa rumah Mistop.

Tidak hanya rumah Mistop, di samping rumah Mistop juga terdapat rumah yang hancur akibat tertimpa pohon. Kerusakannya juga tidak kalah hancurnya dibanding rumah Mistop. “Di samping rumah saya itu juga rusak berat. Itu rumahnya Ibu lriana. Sekarang dia tinggal dj rumah saudaranya. Dia janda dan hanya tinggal dengan anaknya.” jelas Mistop.

Dengan begitu, Mistop sangat berharap sekali adanya uluran tangan orang yang bersedia membantu meringankan bebannya. Sebab, sampai saat ini dia mengaku belum menerima bantuan dana maupun bantuan renovasi dari pemerintah. “Pendapatan saya jualan bakpao sehari cuma Rp 40 ribu. Nggak tahu ini nanti bagaiman nasib rumah saya,” ujar mistop.

Dia juga mengaku belum mendapatkan penanggung jawaban dari pihak pemilik pohon selaku pihak yang dirasa Mistop yang paling harus bertanggung jawab atas kejadian itu. ‘Ya mudah-mudahan saya mendapat bantuan. Akibat kejadian ini saya masih belum bisa bekerja. Anak-anak saya masih sekolah. Bantuan sangat saya harapkan, terutama dari pentilik pohon di sekitar rumah saya ini. Bagaimana pertanggung jawabannya.” pungkas Mistop. (radar)