Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bukan Bangkai Tongkang, ternyata Kapal Keruk

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kapal-kerukMUNCAR – Sejumlah besi tua yang dibawa ke pelabuhan Muncar ternyata bukan dari kapal tongkang yang karam di sekitar perairan Plengkung, wiIayah Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), Desa Kalipahit, Kecamatan Tegaldlimo.

Besi dan lempengan baja itu berasal dari kapal keruk yang karam saat mengerjakan proyek Minapolitan pada tahun 2013 lalu. “Besi-besi itu dari kapal Keruk yang karam tahun 2013, bukan dari kapal tongkang,” cetus Abidin, salah satu petugas Dinas Perikanan dan Kelautan (Disperiklut) di muncar.

Abdin mengaku, sebelum melakukan evaluasi dan menjaga kapal keruk yang karam itu, pihak operator sudah minta izin ke kantornya. “Evakuasi kapal keruk yang karam itu sudah dilakukan sejak sepekan lalu. Mereka sudah izin, kok,” katanya.

Keterangan Abidin itu ternyata berbeda dengan Kepala Disperiklut Banyuwangi, Pudjo Hartanto. Saat dlkonfirmasi melalui hand phone (HP), dia mengaku tidak tahu-menahu dengan crane dan kapal keruk yang karam.

Saya malah tidak tahu ada alat berat (crane) dan kapal keruk yang karam. Belum ada laporan tegasnya. Yang diketahui, jelas dia, pengerjaan proyek minapolitan pada tahun 2013 mamang menggunakan kapal keruk. Kapal itu tidak berfungsi maksimal karena rusak.

“Kalau kapal keruk itu karam dan sekarang dievakuasi. saya Udak tahu.” ungkapnya. Mega proyek dermaga minapolitan muncar tahun 2013, Jelas dia, dikerjakan Disperiklut Provinsi jawa Timur. Kewenangan Disperiklut kabupaten, jelas dia, hanya sebatas pemantauan.

‘Kapal itu milik siapa dan orang mana saya juga tidak tahu.” katanya. Komandan TNI Angkatan laut (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan, mengaku juga kaget saat membaca koran mengenai alat berat yang mengevakuasi kapal di Perairan Muncar.

‘Saya pikir kapal tongkang yang karam di laut Selatan, setelah saya cek ke anggota ternyata bukan,” cetusnya. Mengenai kapal tongkang yang tenggelam di laut selatan dan dipereteli, terang dia, dirinya sudah mendapat laporan.

‘Tetapi, untuk alat berat yang mengevakuasi kapal keruk yang karam saat mengerjakan poyek minapolitan, itu baru dia ketahui. “Saya terjunkan anggota, ternyata yang diangkut Crane itu bangkai kapal keruk.” ungkapnya.

Dengan nada keras, Damlanal wahyu menyampaikan pihak pmpinan proyek (pimpro) yang mendatangkan alat berat dan mengevakuasi kapal keruk belum pernah menyampaikan pemberitahuan kepada Danlanal Banyuwangi. Seharusnya ada surat pemberitahuan, tapi ini tidak, katanya. (radar)