Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Buku Kurikulum 2013 Dijamin Gratis

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bukuBANYUWANGI – Ini kabar gembira bagi wali siswa. Sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013, buku ajar siswa disediakan pemerintah pusat. Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Sekjen Kemendikbud), Prof. Dr. Ainun Na’im mengakui, semua buku kurikulum terbaru tersebut ditanggung pemerintah. ‘’Murid hanya perlu menggunakan buku itu,” ujarnya pada acara sosialisasi Kurikulum 2013 di Kampus    Poliwangi Banyuwangi bulanlalu (6/6).

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan (Plt Kadispendik) Banyuwangi, Dwi Yanto, mengakui buku Kurikulum 2013 tidak dibebankan kepada siswa. Rinciannya, lima persen biaya buku Kurikulum 2013 ditanggung dana BOS. Sisanya ditanggung dana dekonsentrasi dari pemerintah pusat. Namun, jika nanti dana yang dibutuhkan masih kurang, akan diambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Banyuwangi. Dwi Yanto menambahkan, sementara kebutuhan siswa atas buku kurikulum terbaru itu diakomodasi dari dana BOS. 

Buku siswa dan buku pegangan guru itu, kata dia, akan tiba sesegera mungkin sebelum hari efektif tahun ajaran baru dimulai. Dwi mengakui, buku baru itu akan langsung didistribusikan ke tiap sekolah. Pemesanan buku tersebut sudah selesai, Dispendik juga sudah memeriksa pesanan tiap sekolah. Dia menjelaskan, pemesanan buku dilakukan dengan cara offline dan online dengan sistem e-purchasing. Jumlah pesanan buku yang diajukan sekolah disesuaikan jumlah murid dan kebutuhan sekolah.

Saat ditanya mengenai kemungkinan siswa tetap disuruh beli buku, Dwi mengaku bahwa semua biaya pembelian buku sudah ditanggung pemerintah. Karena itu, siswa tidak boleh dibebani biaya. “Saat ini sistem yang kita anut adalah ramah sosial dan ekonomi bagi wali murid, sehingga mereka tidak perlu dipusingkan lagi biaya buku sekolah,” jelasnya. Menurut Dwi, buku materi siswasangat tebal. Dispendik Banyuwangi yakin isinya sudah mencakup semua kebutuhan siswa.

Apalagi, kata dia, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) yang menuntut siswa mempelajari suatu ilmu dengan penggambaran nyata. Jadi, di kurikulum baru itu ilmu tidak hanya terpaku dari buku, tapi juga dari komponen lain.Meski demikian, Dwi Yanto mengaku, tidak menutup kemung kinan sekolah membeli buku-buku pengayaan. Buku pe ngayaan oleh pihak sekolah, misalnya kamus, buku pepak bahasa Jawa, atau buku rumus-rumus. ‘’Jika isi buku yang dibeli pi hak sekolah memiliki isi serupa dengan isi buku yang disediakan pemerintah, itu yang tidak diperkenankan,” tegasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :