JAKARTA – Sektor pertanian dan pariwisata di Banyuwangi memiliki prospek yang sangat cerah untuk terus berkembang. Di sektor pertanian, selain dikenal sebagai lumbung pangan dan hortikultura, petani Banyuwangi juga mengembangkan beras organik yang telah diekspor ke banyak negara.
Sedangkan di sektor pariwisata, Banyuwangi memiliki sejumlah objek wisata andalan. Kunjungan wisatawan Nusantara maupun mancanegara pun meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas pada ajang Mandiri Investment Forum di Jakarta Rabu (8/2). Forum tersebut diikuti para pelaku usaha dalam dan luar negeri.
“Saya diundang dalam Mandiri Investment Forum, berbicara di hadapan pelaku saham dalam dan luar negeri. Ini kesempatan bagus dan langka untuk promosi. Kepercayaan dari perbankan dan dunia usaha kepada Banyuwangi tidak kami sia-siakan dengan mempromosikan potensi wisata dan pertanian,” ujarnya.
Anas mengatakan, sektor pertanian dan pariwisata Banyuwangi sangat prosektif. Dikatakan, Banyuwangi adalah lumbung pangan dan hortikultura. Beras organik Banyuwangi telah diekspor ke banyak negara, dan punya potensi untuk terus dikembangkan. Demikian pula potensi komoditas hortikultura, seperti manggis, jeruk, buah naga, dan durian merah.
“Banyuwangi telah ditetapkan sebagai sentra jeruk nasional oleh Kementerian Pertanian. Durian merah kami juga makin banyak diminati, sampai inden untuk membelinya,” kata dia. Sementara itu, sektor pariwisata di Bumi Blambangan terus tumbuh. Kunjungan wisatawan pada 2016 mencapai sekitar 80 ribu orang dan wisatawan Nusantara sebanyak 4 juta orang.
Mereka terutama mengunjungi sejumlah destinasi unggulan, seperti Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, Bangsring Underwater, Teluk Hijau, dan beberapa destinasi lainnya. (radar)