Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Cair Perdana untuk 1.130 Gakin

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

cairBANYUWANGI – Sebanyak 1.130 warga pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) kemarin (29/6) menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Pencairan BLSM itu me rupakan yang pertama digelar di Banyuwangi. Pencairan tahap pertama itu dila kukan terhadap pemegang KPS yang tersebar di lima kelurahan, yakni Kelurahan Mandar (332 KK), Kelurahan Kepatihan (273 KK), Kelurahan Kampung Melayu (173 KK), Kelurahan Temenggungan (94 KK), dan Ke lura han Pandirejo (258 KK).

Dalam pencairan tahap per tama tersebut, warga pe me gang KPS mendatangi Kan tor Pos Besar Banyuwangi. Da lam pencairan perdana itu, setiap pemegang KPS men da pat bantuan Rp 600 ribu. Dana bantuan yang cair itu me rupakan jatah BLSM bulan Juni dan Juli. Untuk diketahui, se bagai kompensasi kenaikan harga BBM, pemerintah memberikan saweran kepada warga miskin selama empat bulan.

Setiap bulan, warga miskin menerima pundi-pundi Rp 300 ribu. Dana saweran yang bersumber dari APBN pe rubahan tahun 2013 itu ber jumlah 1,2 juta. Untuk Ba nyuwangi, warga miskin yang mendapatkan dana saweran itu mencapai 130.596 kepala ke luarga (KK). Tahap awal, pencairan dana diujicobakan kepada 1.130 KK di lima ke lu rahan di Kecamatan Banyuwangi.

Kepala Kantor Pos Besar Banyuwangi, Asro Efendi mengung kapkan, lima kelurahan itu mendapat jatah pertama pen cairan BLSM karena pendistribusian KPS sudah tuntas. Pen cairan tahap pertama akan dijadikan bahan evaluasi pencairan tahap berikutnya. Pencairan BLSM, kata Asro, akan dilakukan berbeda de ngan pencairan Bantuan Lang sung Tunai (BLT) beberapa ta hun silam.

Pencairan BLT, warga penerima mendatangi kan tor pos di wilayah tempat tinggalnya. Pencairan BLSM, ungkap Asro, akan dilakukan di kantor desa atau kelurahan warga pe nerima bantuan. Kali ini, pe tugas kantor akan datang ke kantor desa atau kelurahan. Ini dilakukan dalam rangka me ngurangi beban warga penerima. Dengan cara tersebut, pe nerima diharapkan tidak lagi mengeluarkan cost untuk mencairkan bantuan BLSM.

Selain mempertimbangkan cost, lanjut Asro, pencairan di kantor desa itu juga untuk meng hindari antrean panjang. Belajar dari pencairan BLT, ant rean warga di kantor pos cukup panjang. “Kali ini, petugas pos bersamaaparat pemerintah yang akan mendatangi warga,” tegasnya. Pada pencairan tahap pertama, tambah Asro, pihaknya sengaja menggunakan pola lama.

Salah satu pertimbangannya, lima kelurahan itu sangat berdekatan dengan kantor pos. Warga lima kelurahan itu tidak membutuhkan cost be sar untuk datang ke kantor pos. “Pencairan tahap pertama kita jadikan bahan evaluasi. Kita terus lakukan evaluasi agar pencairan BLSM berjalan lan car dan baik,” tambahnya. (radar)