Hasil Survei Perkembangan Bisnis Sangat Baik
BANYUWANGI – Ketersediaan lapangan pekerjaan tampaknya masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diatasi Pemkab Banyuwangi.
Sebab, berdasar hasil survei yang di lakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) di Bumi Blambangan, 31,7 persen beranggapan jumlah lapangan kerja di Banyuwangi masih kurang.
Ya meskipun menunjukkan progres positif di banding hasil survei yang dilakukan tahun 2013 dan 2014, tahun ini hanya separo responden yang menilai jumlah lapangan kerja di kabupaten berjuluk Sun rise of java ini cukup/sangat cukup.
Rinciannya, sebanyak 0,9 respunden menyatakan jumlah lapangan pekerjaan di Banyuwangi sangat cukup. Sebanyak 419,7 responden yang lain mengatakan jumlah lapangan pekerjaan cukup. Di sisi lain, 31,7 persen responden beranggapan jumlah lapangan pekerjaan di Banyuwangi kurang dan 12,5 persen responden mengatakan jumlah lapangan pekerjaan di Banyuwangi sangat kurang.
Sementara itu, lima persen responden Iain memilih tidak menjawab atau tidak tahu. Bandingkan dengan hasil survei yang dilakukan LSI pada 2013, responden yang menyatakan jumlah lapangan kerja sangat cukup hanya O,2 persen.
Angka itu naik menjadi 0,3 persen pada tahun 2014. Pun demikian dengan responden yang menyatakan jumlah lapangan pekerjaan cukup di tahuna 2013 dan 2014 secara berturut- turut sebesar 3,33 persen dan kemudian meningkat menjadi 43,7 persen.
Sedangkan di sektor ekonomi secara makro, sebanyak 41,4 persen responden mengaku sektor ekonomi di Banyuwangi sangat baik/baik. Sebanyak 30,5 persen menyatakan ekonomi Banyuwangi tidak baik tetapi juga tidak buruk, dan 30,5 responden mengatakan ekonomi Banyuwangi buruk.
Sedangkan 25,7 persen responden mengatakan ekonomi Banyuwangi sangat buruk. Peneliti LSI, Ade mengatakan meski persentasenya masih di bawah 50 persen, persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan di Banyuwangi mengalami kenaikan di bandingkan hasil dua kali survei terdahulu.
“Ini patut diapresiasi,” kata dia. Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, satu cara yang bisa dilakukan untuk menghindari ekses negatif kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap perekonomian di Banyuwangi adalah mencegah uang yang beredar di Bumi Blambangan keluar.
“Kalau bisa, setiap akhir pekan masyarakat berlibur di Banyuwangi tidak usah keluar daerah. Dengan demikian, uang yang beredar di masyarakat tidak keluar daerah, sehingga ekonomi mikro bergerak,” pungkasnya. (radar)