BANYUWANGI, KOMPAS.com – Di balik peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh setiap 2 Oktober, terdapat keresahan yang dirasakan para pelaku industri batik, terutama mengenai keberlangsungan warisan budaya Indonesia yang mendunia.
Hal ini diungkapkan oleh Rama, pengusaha “Bhatara Batik” yang berlokasi di Jl Raya Lijen, Desa Rejosari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur.
“Tantangan produksi kita adalah SDM yang kurang, seperti anak-anak muda yang kurang minatnya terhadap batik dan kurang minatnya generasi muda untuk belajar tentang batik,” kata Rama, Kamis (2/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa banyak anak muda di Banyuwangi setelah lulus sekolah lebih memilih merantau ke luar daerah demi mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Baca juga: Gen Z Kepincut Laweyan: Belajar Batik, Nongkrong, hingga Foto Estetik
Sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) batik, mereka pun tidak dapat memberikan gaji yang tinggi, yang pada akhirnya berdampak pada biaya produksi dan harga jual produk.
“Kami memberdayakan warga lokal, khususnya ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal kami untuk bekerja,” tuturnya.
Saat ini, terdapat enam karyawan perempuan usia paruh baya hingga lanjut usia yang terlibat dalam produksi Bhatara Batik.
Rama menilai mereka memiliki ketelatenan yang tinggi dalam menggambar batik.
Di sisi lain, Rama pernah mencoba merekrut delapan anak muda untuk bekerja sebagai pembatik, namun mayoritas dari mereka tidak memiliki ketelatenan atau hanya berusaha untuk mempelajari batik secara sepintas.
“Sekitar 10 tahun lagi batik Banyuwangi akan sulit mencari anak muda yang bekerja di bidang batik,” ucapnya.
Selain masalah sumber daya manusia, batik yang dijualnya juga menghadapi tantangan dari produk batik impor, terutama dari China.
Baca juga: Apa Motif Batik Tertua yang Pernah Diketahui? Berikut Penjelasan Ahli
Batik cap miliknya dijual mulai dari Rp 175.000, sementara batik semitulis dihargai Rp 225.000, dan batik full tulis antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta.
Di sisi lain, batik China dapat ditemukan dengan harga mulai Rp 50.000 di marketplace, yang membuatnya kalah bersaing.
“Untuk pemasaran, kita kalah dengan batik printing, jadi batik tradisional sangat kalah bersaing,” ujarnya.
Rama mengungkapkan bahwa saat merintis usaha, ia sempat menghabiskan tabungan pribadinya untuk menutupi biaya produksi agar pegawai tetap bisa bekerja, meskipun pasar sedang lesu.
Page 2
Namun, ia tetap memelihara mimpi besarnya dan yakin bahwa ketulusannya dalam menciptakan helaian kain dengan motif batik tradisional Banyuwangi, seperti motif gajah oling, kopi pecah, gedekan, hingga blarak sempal, tetap memiliki potensi dan daya saing.
“Motif khas Banyuwangi unik dan menarik,” tuturnya.
Salah satu cerita unik tentang motif batik khas Banyuwangi adalah motif gajah oling, yang memiliki filosofi dari gajah oling, di mana gajah berarti hewan yang besar, sementara oling berasal dari kata “iling” atau “ingat” yang menunjukkan bahwa Tuhan Maha Besar.
Baca juga: Cerita Perajin Batik Laweyan Rawat Tradisi, Gagas Inovasi, dan Menantang Zaman…
Banyak wisatawan dari Solo dan Yogyakarta mengunjungi galeri batiknya untuk belajar, sebab Banyuwangi memiliki berbagai motif batik yang tercipta dari kreativitas tanpa batas para perajin batik di daerah tersebut.
“Kalau biasanya Solo-Jogja ada pakem yang harus diikuti, di Banyuwangi tidak ada aturan khusus. Warnanya bagus cerah, wisatawan suka,” katanya.
Pengunjung galeri usaha yang didirikan pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda, diajak untuk melihat langsung proses membatik hingga kain yang sudah jadi.
Kini, dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke wilayah ujung timur Pulau Jawa, batik Banyuwangi mulai bangkit, baik secara ekonomi maupun dalam hal penerusnya.
“Karena tujuan saya memilih usaha batik, selain karena batik adalah warisan nusantara yang harus dilestarikan, juga ingin membuka lapangan kerja baru untuk warga sekitar,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.