Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Demam Ikan Cupang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Ekor Pendek Lebih Galak, Ekor Panjang Mahal

BEBERAPA tahun lalu ikan yang  satu ini sempat popular sebelum ikan  louhan populer. Namun, musim ikan cupang itu sempat mati suri entah kenapa. Akhir-akhir ini ikan yang biasa digunakan anak-anak untuk aduan itu kembali diminati.

Tentu, peminat uatamanya adalah  anak-anak. Harga murah dan tampilan  ikan yang menarik juga menjadi daya tarik mengapa ikan tersebut  kembali diminati. Bisa dilihat saat  ini, anak-anak sekolah terutama anak yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) banyak yang bermain ikan cupang di rumah masing-masing.

Sepulang sekolah, mereka selalu berkumpul bersama di suatu tempat. Setiap anak pasti memiliki ikan cupang yang dianggapnya paling jagoan. Ikan cupang yang memiliki  warna yang menarik itu tentu  sudah siap diadu. Tidak butuh waktu lama untuk membuat ikan tersebut bertengkar.

Cukup masukkan dua ekor ikan ke dalam satu wadah, ikan cupang sudah mulai beradu kekuatan. Ikan cupang yang sudah marah bisa diketahui dari siripnya yang mulai mekar. Kalau sirip ikan tersebut sudah mekar, itu menandakan ikan cupang sudah mulai marah dan siap menyerang ikan lain.

”Harus dikasih cermin biar tambah galak ikan cupangnya,” ujar Davin, 7, anak-anak yang tinggal di Kelurahan Lateng itu. Mulai musimnya ikan cupang itu juga dirasakan berkahnya oleh pedagang ikan hias keliling  di Banyuwangi.

Toni Saputra, 25, pedagang ikan cupang, mengakui akhir-akhir ini memang banyak anak-anak yang mencari ikan cupang. Selain dijadikan aduan, ikan cupang juga banyak dicari anak-anak untuk sekadar sebagai ikan hias di rumah masing masing.

”Ada yang khusus untuk bertarung, ada yang khusus untuk dipelihara,” kata pedagang ikan asal Desa Padang,  Kecamatan Singojuruh, itu. Di rumahnya, dia menjadi seorang distributor ikan cupang bagi para pedagang keliling lain.

Namun, dengan adanya ritual Seblang di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, dia mencoba mencari peruntungan. Hasilnya ternyata lumayan, karena saat pertunjukan Seblang berlangsung banyak warga yang datang. ”Nggak mesti dapatnya berapa, tapi biasanya  sehari dapat Rp 200 ribu.

Satu ekor ikan cupang saya jual seharga Rp 5 ribu–Rp 20 ribu,”  kata bapak satu anak itu. Dia berbagi tips kepada para pembeli dalam memilih jenis ikan cupang. Memang ikan cupang adalah ikan jenis petarung. Namun, jika konsumen hendak membeli ikan cupang  untuk keperluan diadu, ikan yang dipilih harus memiliki ekor yang  pendek.

Sebab, jika ekor ikan cupang pendek, sudah dipastikan ikan tersebut lebih gesit dan tentunya lebih galak. ”Kalau yang  ekornya panjang-panjang tidak  terlalu galak, cuma harganya lebih mahal,” tambah Toni. Jenis ikan cupang yang dijual  juga tidak hanya satu macam.

Ada ikan cupang serit, cupang bulan, cupang plakat, dan lain-lain. Menurut  Toni, cupang serit lebih banyak yang mencari. Hal itu disebabkan ikan serit memiliki ekor cukup menawan dan warnanya lebih mencolok dibandingkan ikan  cupang jenis lain.

”Harganya tergantung jenis ikan,” terang Toni. Mengenai perawatan, ikan cupang tergolong ikan yang sangat mudah dipelihara. Cukup diberi makan yang cukup, lalu  kebersihan air dalam wadah ikan cupang harus dijaga.

Jika perlu juga harus diberi vitamin anti  jamur agar kulit ikan cupang tidak menjamur. Karena jamur bisa menyebabkan kematian. ”Yang terpenting, air harus selalu diganti. Ikan ini paling suka makan cacing sutra. Sentrat juga mau kok,” pungkas pedagang  ikan yang sudah tiga tahun dagang  cupang itu.(radar)