Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Dikira Ular, ternyata Sampah Melilit Kaki

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

baliSelat Bali menjadi arena yang menantang bagi Ibrahim Rusli. Pria itu nekat datang jauh-jauh dari Tarakan, Kalimantan Utara, hanya untuk berenang menyeberangi laut yang menghubungkan Bali dan Jawa. Berikut kisahnya.

CUACA di sekitar Selat Bali memang tidak menentu dalam beberapa hari terakhir. Di pagi hari, matahari bisa bersinar cukup menyengat hingga siang. Namun kadang kondisi tersebut bisa berubah drastis. Mendung, angin kencang, bahkan gelombang tinggi, bisa datang kapan saja. Itulah karakteristik Selat Bali yang cukup padat lalu lintas kapal laut. Namun, semua itu tidak menghalangi semangat pria bernama Ibrahim Rusli.

Bapak tiga anak itu tampak cukup bersemangat menyeberangi Selat Bali. Bersama rekan-rekannya, dia sempat menjajal karakter Selat Bali dari bibir pantai di Taman Nasional Bali Barat. Di tengah bermain air itu, Rusli tiba-tiba memutuskan menyeberangi Selat Bali dengan cara berenang Padahal, sedianya berenang di Selat Bali dilakukan 3 Juni 2013 mendatang. Be renang melintasi selat itu dilakukan untuk merayakan ulang tahunnya ke-48.

Meski baru sehari menginjakkan kaki di Banyuwangi, Rusli sudah ingin melakukan aksinya. Sekitar pukul 11.52 WIB, pegawai negeri sipil di lingkungan DPRD Tarakan itu pun memulai aksinya. Tidak ada peralatan khusus yang digunakan. Dia hanya mengenakan celana pendek. Demi menjaga hal yang tidak diinginkan, kru penyelamat pun berjaga-jaga. Menggunakan perahu bermesin tempel, Rusli memulai perjalanan panjang menyusuri Selat Bali.

“Selat ini cukup menantang, dan saya benar-benar merasakan hal itu,” te gasnya. Butuh waktu 1 jam 35 menit bagi Rus li untuk menaklukkan Selat Bali. Perjalanannya berakhir pukul 13.27. Dia mendarat dengan selamat di bibir pantai Wana Wi sata Watudodol. Banyak kesan yang dirasakan saat berenang melintasi laut yang menghubungkan Jawa dan Bali itu. Rusli bercerita, Selat Bali memiliki arus cukup kuat. Selain itu, ombaknya juga cukup besar.

Yang juga membuat dia menggelengkan kepala, air laut di sini cukup dingin. Rupanya hal itu justru membuatnya semakin bersemangat segera menaklukkan selat tersebut kembali. Dia mengakui, se lain besarnya ombak dan kuatnya arus, Selat Bali juga penuh sampah. “Saya sempat ber henti sejenak karena mengira kaki saya di lilit ular. Eh, nggak tahunya sampah,” tuturnya. Tidak ada persiapan khusus yang di lakukan Rusli untuk menyeberangi Selat Bali.

Dia hanya mengandalkan kemampuan berenang yang dipelajari sejak sekolah dasar. Selain itu, dia hanya menjaga kondisi fi sik dan stamina agar benar-benar maksimal saat mengarungi target yang diinginkan. Aksi Rusli menyeberangi Selat Bali kali ini sebetulnya bukan aksi pertamanya me ngarungi laut. Sebelumnya, dia pernah me lintasi sebuah perairan di Malaysia sepanjang 12 Kilometer.

Kemudian, aksi itu mengilhaminya untuk berenang menuju Brunei Darussalam. Sayang, aksi berenang ke Brunei itu belum bisa diwujudkan. Sebab, dia belum mengantongi izin resmi dari pemerintah Bru nei. “Saya ingin bisa berenang menuju Brunei,” tegas lelaki yang pernah diundang Menpora di era Andi Alfian Malaranggeng itu. (radar)

Kata kunci yang digunakan :