Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dolar Menguat, Pedagang Elektronik Bisa Tekor

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

sollarrHarga mulai Merambat Naik

BANYUWANGI – Melemahnya nilai tukar rupiah hingga menembus angka Rp 13.000 perdolar AS memicu naiknya harga produk elektronik. Hanya saja, lonjakan harga produk elektronik itu tidak terlalu signifikan. Hanya sekitar tiga pesen dari harga sebelumnya.

Jemy, salah satu pedagang elektronik, mengaku sejak harga dolar AS naik, harga produk elektronik ikut naik, tapi masih tergolong wajar. Kenaikn harga tidak merata pada semua produk elektronik. Naiknya sekitar dua hingga tiga persen saja,” ujar jemy.

Menurut jemy, saat ini pemasok produk elektronik masih mengamati pergerakan dolar. “Pemasok barang masih menunggu pergerakan harga dolar. Jadi tidak bisa seenaknya menaikkan harga,” katanya. Produk elektronik yang pasti naik saat nilai rupiah melemah adalah komputer jinjing atau laptop, ltu terjadi karena beberapa komponen harus impor dari negara produsen.

“Kalau harga laptop saat dolar naik seperti sekarang tidak bisa kita cegah. Harga jual sekarang kita kalikan dengan nilai dolar saat ini, jelas jemy. jemy mengatakan, kenaikan harga barang elektronik tersebut terjadi sejak November 2014.

Saat itu kenaikan harga dipicu meningkatnya harga bahan bakar minyak. (BBM). “Waktu itu kenaikannya juga tidak banyak, hanya menyesuaikan biaya operasional,” katanya. Pedagang elektronik sudah terbiasa dengan nilai tukar rupiah yang tak menentu.

Namun, jika rupiah tak kunjung menguat, maka pedagang elektronik akan rugi. Bahkan, pedagang bisa merugi hingga setengah kali omsel normal. Secara terpisah, manajer toko Ramayan, Vita, mengatakan harga elektronik masih stabil. “Belum ada perintah dari pusat untuk menaikkan harga. Kenaikan harga ditentukan dari pusat,” tambah Vita. (radar)