Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dua Siswa Sempat Dibawa ke Polsek

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMENTARA itu, kerusuhan yang dilakukan puluhan kawanan remaja yang berseragam sekolah penuh corat coret pada pada Selasa (4/4) dengan melempari Gedung Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng dan Gedung SMK  Muhammadiyah 2 Genteng dengan bebatuan, membuat dua siswa harus berurusan dengan kepolisian.

Kedua siswa itu Afan Sofani Adhan, 17, asal siswa SMK Muhammadiyah 2 Genteng, dan Hazid Nur Islam dari siswa SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi. Dua remaja itu diamankan warga di Desa Padang, Kecamatan Singojuruh karena terlibat keributan hingga membuat warga geram.

Kanit Reskrim Polsek Singojuruh, Aiptu Doni Siswoyo menjelaskan, kejadian itu diduga buntut dari pelemparan batu di Gedung (PCM) Genteng. “Siswa dari Genteng (SMK Muhammadiyah 2) mau nyerang balik, dan ketemu rombongan siswa SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi di wilayah Singojuruh,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (5/4).

Pertemuan antar kelompok siswa itu, akhirnya terjadi keributan. Dan itu membuat warga geram. Akibatnya, Afan Sofani Adhan dari SMK Muhammadiyah 2 Genteng ditangkap warga dan diserahkan ke polsek setempat. Sedang Hazid Nur Islam dari SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi terluka karena keributan dan dilarikan ke Puskesmas Singojuruh. “Lukanya tidak parah, setelah dirawat kita bawa ke polsek juga,” terangnya.

Setelah membawa kedua siswa itu ke polsek, lanjut Doni, dua siswa itu diperiksa dan diberi pembinaan. Keduanya tidak smapai ditahan. “Setelah diberi pembinaan dan dipanggil orang tuanya, keduanya kita pulangkan,” katanya.

Aksi keributan antar siswa sekolah di wilayah Kecamatan Genteng pada Selasa (4/4), menjadi perhatian serius dari Kapolsek Genteng, Kompol Sudarmaji. Menurutnya, pengawasan dari sekolah dan orang tua harus lebih diketatkan. “Di Genteng sudah berulang kali terjadi,” katanya.

Untuk menyelesaikan pertikaian kedua skeolah itu, kapolsek mengusulkan dilakukan deklarasi damai antar sekolah yang terlibat. “Kebetulan dua sekolah itu dari Muhammadiyah semua, lebih enak dikomunikasikan,” cetusnya.

Dengan adanya deklarasi itu, Kapolsek meminta para siswa untuk berkomitmen menjaga kemanan. Sebagai ancamannya, ia menyatakan akan bertindak tegas apabila kejadian serupa terjadi lagi. “Tidak boleh terulang lagi,” katanya.

Dengan nada serius, Kapolsek mengancam akan melakukan tindakan hukum sesuai hukum yang berlaku, apabila kerusuhan kembali terjadi. “Kalau perusakan ya perusakan, kalau penganiayaan ya penganiayaan, akan kita tegasi anak-anak,” ancamnya.(sas/abi)

source