Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Gelar Tambahan di 4 Kecamatan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

op-berasssBANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi bersama Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Banyuwangi memenuhi janji meneruskan program Operasi Pasar (OP) beras murah di Bumi Blambangan. OP tambahan tersebut rencananya digeber di empat kecamatan setelah pelaksanaan OP regular tuntas di laksanakan di 12 pasar pada 11 Maret mendatang.

Kepala Dinas Perindustrian perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam), Hary Cahyo Purnomo mengatakan, berdasar rencana awal, OP dilaksanakan di 12 pasar. Namun lantaran ada pertmintaan masyarakat yang menginginkan OP beras murah digelar di wilayahnya. pemerIntah siap menindaklanjuti permintaan tersebut. Dikatakan, OP akan digeber di Kecamatan Purwoharjo, Glenmore, Pesanggaran dan tegalsari.

Permintaan masyarakat tersebut disampaikan kepada camat setempat. Selanjutnya, camat meneruskan permintaan masyarakat tersebut kepada Disperindagtam. Khusus soal OP beras murah di wilayah Kecamatan wongsorejo yang tidak habis terserap konsumen, imbuh Hary, kejadian itu terjadi dihari pertama OP di kecamatan paling utara Banyuwangi tersebut.

Kejadian tersebut ditengarai terjadi lantaran banyak warga yang tidak tahu ada OP beras murah. Selain itu, OP beras murah di wongsorejo tidak habis terserap pasar di intifikasi terjadi akibat di wilayah itu kini tengah musim panen cabai rawit. Harga cabai rawit yang cukup tinggi di pasaran, yakni sekitar Rp 28 ribu per Kilogram (Kg) di tengarai mengakibatkan sebagian masyarakat cendrung tidak terpengaruh harga meroketnya harga beras. Yang juga tidak bisa dilupakan, Februari lalu Bulog telah menyalurkan beras warga miskin (Raskin).

Sehingga kebutuhan beras bagi warga kurang mampu telah tercover raskin tersebut,” bebernya. Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindagtam Banyuwangi, Moh. Sujoko mengatakan, pihak Dispertindagtam bersama stakeholder terkait sudah melalaikan pengawasan secara maksimal dalam setiap kali kegiatan OP. Namun sayang, masih ada saja oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan OP tersebut untuk mengeruk keuntungan pribadi.

Seperti yang terjadi di Pasar Rogojampi. Menurut dia, sejak awal OP dibuka sekitar pukul 07.15, dirinya sudah stand by di lokasi untuk melakukan pengawasan. Prosedur standar pun telah di laksanakan, yakni satu pembeli maksimal hanya boleh membeili beras rmrah tersebut sebanyak dua sak alias 10 Kg. Soal adanya pemilik warung “mokong” yang menyewa orang untuk membeli beras murah tersebut, kata Sujoko, hal itu terjadi di luar konteks pengawasan normatif.

Kami akan terus memberi pemahaman bahwa beras murah yang dijual dalam OP tersebut merupakan hak warga yang membutuhkan. Tidak selayaknya beras murah tersebut dijadikan komoditas bisnis untuk mengetuk keuntungan pribadi. Kalau perlu, kami akan melakukan inspeksi mendadak di warung-warung milik pengusaha nakal yang menyewa orang untuk membeli beras murah tersebut,” beber Sujoko. (radar)