Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Gelar Wayang Kulit, Bupati Pamitan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GELARPESANGGARAN-Pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang digelar di Lapangan Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, dengan lakon Astina Binangun bersama dalang Ki Purbo Asmoro dari Surakarta, Jateng, berlangsung gayeng, Sabtu malam (25/4). Para pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Kabupaten Banyuwangi, tumplek blek di lapangan. Meski sempat diwarnai hujan, tapi para pecinta kesenian tradisional itu bergeming.

Mereka terlihat bertahan duduk di lapangan dengan alas apa adanya. Sebelum pagelaran wayang kulit ini dimulai, para pengunjung disuguhi sendratari berjudul Tumpang Pitu dari sanggar Sekartaji, Muncar. Tarian ini, menceritakan asal usul Gunung Tumpang Pitu. Pagelaran wayang kulit dalam rangka Banyuwangi Festival (B-Fest), dimulai sekitar pukul 21.30. Saat itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, tiba di lapangan Desa Sumbermulyo. “Maaf, kami datangnya telat, karena ada acara lain,” cetus bupati saat memulai sambutan. 

Dalam sambutannya Bupati Anas banyak memaparkan capaian Banyuwangi dalam pembangunan, dan penghargaan yang diraih selama inI. Penghargaan ini hasil dari kerja keras rakyat, bukan hanya pemkab,” kata bupati Anas. Pada pagelaran wayang kulit itu, orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi itu menyampaikan pada 20 Oktober 2015 akan mengakhiri jabatan bersama Wakil Bupati (Wabup) Banyuwangi, Yusuf Widiyatmoko. “Bila ada aspirasi yang belum terlaksana, saya minta maaf,” ujarnya.

Hampir pukul 22.00, pagelaran wayang kulit dimulai dengan ditandai penyerahan gunungan oleh Bupati Anas yang didampingi Wabup Yusuf pada dalang Ki Purbo Asmoro. “Monggo pak dalang,” cetus bupati setelah menyerahkan gunungan. Penampilan dalang Ki Purbo Asmoro, sempat memukau para pengunjung. Dialog antara Prabu Destarata dan Sengkuni dalam perang Bratayuda, seolah menghipnotis pengunjung yang mengikuti alur cerita.

Apalagi, dalang yang juga profesor dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jateng, itu sempat menyelingi banyolan hingga membuat penonton terbahak.  “Anak itu jangan lama-lama diberi asi, saat ini banyak orang tua berpikir kurang baik karena terlalu lama minum asi,” cetusnya disambut tawa pengunjung. Camat Pesanggaran, Didik Joko Suhono, mengatakan dalang Ki Purbo Asmoro ini sebenarnya dalang terkenal yang memegang pakem. Tapi sayang, pada tengah pementasan turun hujan deras hingga penonton banyak yang pulang. “Kalau hujan rintik-rintik penonton bertahan, tapi ini hujannya deras ,”katanya.(RADAR)