BANYUWANGI – Di Banyuwangi ada komunitas bernama “Genasih” (gerakan mukena bersih) yang memiliki aktivitas rutin mendatangi masjid dan musala. Tak hanya mendatangi, komunitas beranggotakan ibu-ibu rumah tangga tersebut rutin mencuci mukenah serta sajadah di masjid atau musala yang didatangi.
Mulai mencuci, menjahit, menata, hingga mengganti perlengkapan salat seperti mukena, sarung, dan sajadah, dilakukan secara sukarela dan tanpa dipungut biaya.
Ketua Genasih, Titis Ainurrahman (54) mengatakan, munculnya ide untuk ikut menjaga dan merawat mukena di setiap tempat peribadatan umat muslim itu bertujuan untuk menambah pundi-pundi amal ibadah.
Selain turut merawat mukena, tujuan dari kelompok tersebut supaya para wahib (pemberi hibah) mukena-mukena itu amal jariyahnya terus mengalir.
“Setiap satu minggu sekali mukena di beberapa masjid atau musala kita cuci. Kalau ada yang robek kita jahit. Itu secara sukarela dan atas seizin takmir masjid atau musala,” kata Titis di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Kamis (24/5/2018).
Semenjak berdirinya komunitas ini, cerita Titis, pada 27 Januari 2017 lalu, kini telah ada 26 masjid dan musala yang menjadi member yang tersebar di beberapa wilayah di Banyuwangi.
Tidak hanya mukena, lanjut perempuan yang mengaku sebagai ibu rumah tangga itu, bahkan sarung dan sajadah juga dicuci setiap minggunya. Saat ini telah ada beberapa laundry yang menjadi donatur ataupun member.
“Sebelum menjadi member kita survei dulu musala atau masjidnya, ramai apa tidak jamaahnya. Gerakan ini murni untuk amal tidak ada biaya sama sekali. Saat ini ada pula beberapa laundry yang menjadi donatur ataupun member kami,” paparnya.
Hingga saat ini, komunitas Genasih telah memiliki sekitar 60 anggota yang berasal dari berbagai macam profesi. Sedang untuk pembagian wilayah kerjanya dibagi secara merata.
“Kita bagi tugas, perkelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 7 orang dan diberi tanggung jawab 4 hingga 5 tempat ibadah. Kita usahakan 26 member kami dalam seminggu mulai Senin sampai Jumat semua tercover,” urainya.
Salah satu anggota Genasih, Pipit Andriani mengaku bahwa sejak awal berdirinya komunitas ini dirinya merasa senang dan bangga dapat menjadi bagian dari kegiatan sosial ini. Sedang untuk anggota komunitas tersebut dari berbagai kalangan.
“Ada yang guru, PNS, ibu rumah tangga, pemilik laundry, dan tukang jahit. Istri angkatan laut juga ada. Gerakan kami ini tidak hanya di Bulan Ramadan saja,” ujar Pipit.