BANYUWANGI – Hanya butuh hasil seri, Banyuwangi United (BU) U-17 justru tumbang di laga pemungkas putaran kedua Liga Remaja Jawa Timur grup VII kemarin (12/12). Anak asuh Giman Abadi itu bertekuk lutut dengan skor 0-3 saat meladeni Persema Malang di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, sore kemarin. Dengan hasil itu, Yoga Eka Yulianto dkk terpaksa menjadi runner up dengan koleksi 6 poin.
Tentu, ambisi lolos ke babak semifinal yang hanya tinggal selangkah kandas. Tim asal Bumi Blambangan itu harus merelakan tiket ke semifinal kepada Persema sebagai juara grup dengan raihan 7 poin. Para pendukung tim tuan rumah terdiam saat gol cepat diciptakan tim tamu. Pada menit pertama, Gufron Al-Makruf memanfaatkan kesalahan lini belakang tuan rumah. Striker tersebut menerima umpan silang dan mampu meloloskan diri.
Berhadapan dengan kiper Hasta Pitaloka, dengan dingin Gufron melepaskan tendangan kaki kiri dan gol. Skor berubah. Tim tamu unggul. Gol cepat itu membuat pemain tuan rumah frustrasi. Instruksi pelatih di bench tidak berjalan dengan sempurna. Apalagi, beberapa peluang manis tidak berbuah gol. Setidaknya, dua peluang manis Diki Bastiar dan tendangan Zainul ‘’Octo’’ Muttaqin tidak bisa menyamakan kedudukan.
Para pemain BU semakin frustrasi menyusul keputusan wasit. Para pemain BU menuntut tendangan penalti menyusul handballs pemain tamu di kotak sendiri. Namun, pengadil lapangan tidak meniup peluit tanda tidak ada pelanggaran. Pemain BU kembali melakukan protes kepada wasit beberapa menit setelah klaim handballs tidak digubris. Kali ini BU menganggap gol melalui kaki Riki Pratama tidak sah.
Sebelum diblok kiper, tendangan kaki pemain kidal itu lewat sepak pojok sudah melewati garis gawang. Tetapi, hakim garis tidak mengangkat bendera tanda masuk. Sukarno Andi Wijaya yang menjadi pahlawan dalam dua pertandingan sebelumnya nyaris tidak berkutik. Sepanjang babak pertama, pemilik jersey nomor 9 itu nyaris tanpa peluang akibat pressing ketat kubu tamu. Hingga babak pertama berakhir, papan skor masih belum berubah.
Usai turun minum, permainan BU belum maksimal. Celakanya, dalam usaha menyamakan ketertinggalan, BU harus kehilangan Viki ‘’Kancil’’ Armando karena mengalami cedera. Praktis, BU kocar-kacir. Ritme permainan BU pun tidak sesuai harapan. BU semakin sulit menyusul gol tambahan tim tamu yang dicetak Arif Tri Wicaksono di menit 49 melalui heading. Gol itu lahir akibat ketidakdisiplinan barisan pertahanan BU dalam mengantisipasi tendangan bebas tim tamu.
BU semakin terbenam dengan gol ketiga tim tamu. Gol ketiga itu kembali diukir Gu fron Al-Makruf di menit 61. Publik tuan rumah sontak ter diam dengan gol tersebut. Giman Abadi mengganti sejumlah pemain. Striker pun ditambah. Tetapi, usaha itu tidak berbuah manis. Bahkan, beberapa menit sebelum laga usai, BU harus bermain dengan 10 pemain menyusul diusirnya Diki Bastiar setelah mendapatkan kartu merah.
Hingga peluit panjang dibunyikan tanda pertandingan se lesai, skor tidak berubah untuk kemenangan tim tamu. Harapan BU lolos sebagai runner up terbaik pun kandas setelah kalah selisih gol dengan tim lain di grup lain meski mengemas poin sama. Coach BU, Giman Abadi menyadari anak asuhnya tidak bermain sesuai instruksi. Selain itu, dia kecewa dengan kepemimpinan wasit.
‘’Anak-anak bermain tidak disiplin dan wasit membuat kita gagal,’’ sesalnya. Di lain pihak, pelatih Persema, Amin Zakaria, mengaku senang dengan hasil itu. Sebab, kemenangan itu membuat timnya lolos. ‘’Anak-anak sudah main bagus dan fi ght sepanjang laga. Saya rasa wasit sudah memimpin bagus,” ujarnya diplomatis. (radar)