Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Hadiah Istimewa Usai Memborong Rempeyek

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

hadiahPERISTIWA itu terjadi sekitar empat tahun lalu. Siang itu saya bertekad mencari HP second. Hampir 1,5 jam aku keliling Kota Banyuwangi tercinta. Akhirnya di salah satu counter di daerah Simpang Lima, saya temukan HP idamanku pada masa itu. Seingat saya, HP Sony Ericsson tipe K750i yang masih baru itu ditawarkan Rp.1.400.000. Saya tawar Rp.1.050.000-1.100.000. Yah waktu itu gak deal. Dengan agak gondok bin cemberut, Aku pulang kembali melintasi panasnya jalanan siang itu.

Sebelum sampai rumah aku, juga sempat mampir ke counter. Aku berhenti di Perempatan Wijaya. Di sana dulu ada sebuah counter kecil yang biasa menjual HP second. Sempat ku amati satu per satu HP-nya. Tapi gak ada yang sama dengan HP yang pertama kulihat tadi. Yee gondok lagi Aku. Lalu kulangkahkan kaki keluar dari counter. Saat hendak menekan tombol start sepeda motor, terdengar suara kecil menyapa. “Om-Om, gak beli rempèyek Om?

Waktu itu posisiku membelakangi anak itu tanpa melihatnya dirinya. Dalam hati Aku berkata, “Siang siang nyari HP gak nemu, malah ditawarin rempeyek.” Lalu, aku memutar badanku ke belakang untuk menengok pemilik suara yang terdengar kecil, sendu, dan penuh harap. Setelah berhadapan, ternyata dia seorang anak perempuan kecil. Berusia sekitar 8-9 tahunan. Menenteng tas plastik besar warna merah penuh rempèyèk. Waktu itu aku cuma menjawab dengan senyuman dengan menggeleng kepala.

Mendengar jawabanku, anak kecil itu beranjak meninggalkanku. Saat itulah aku terkejut bukan kepalang melihat gadis itu. Aku lihat dari belakang, ternyata salah satu kaki anak itu agak cacat. Dengan berjalan agak menyeret, dan salah satu tangannya juga agak cacat. Telapak tangannya juga tidak bisa menggenggam dan terbuka dengan sempurna. “Ya Allah.” Sepertì ada sesuatu yang menyeruak di lubuk hatiku saat itu. Tak kuasa ku panggil dia lagi Aku beli semua dagangannya, lalu kumasukkan ke jok se pedaku.

Aku kembali tersenyum pa danya. Kali ini senyum yang lain. Hatiku trenyuh dan berbisik dalam hati. ”Anak ini hebat dan tangguh. Dalam kon disi seperti itu, dia masih mau bekerja. Gak mau minta-minta de ngan percuma.” Aku langsung pu lang dengan ketrenyuhan. Sesampai di rumah, aku buka jokku dan aku nikmati jajanan sam bil bercerita sama kerabat me ngenai kisah yang baru aku alami. Beberapa hari kemudian, aku kembali mencari HP.

Aku kembali mengunjungi *****cell di sekitar Perempatan Wijaya. Al hamdulillah, HP yang aku tak sir masih ada. Si penjual keluar dari dalam. Saat bertatap muka, aku menunjuk HP itu di dalam etalase. Lalu Aku tanya harganya pura-pura gak tau. Kali kali aja harganya turun hihihihihihi. Penjual itu mengeluarkan HP-nya dari etalase. Lalu dia berlalu mengambil buku catatan har ga. Sembari mengecek ke lengka pan HP, Aku bertanya lagi. “Be rapa harga hp-nya?’’. Dia menjawab, Rp.800.000.

Ups, Aku kaget!. Tapi aku sembunyikan kekagetanku dalam hati. Aku berkata dalam hati orang ini mabuk, atau ngantuk ya? Akhirnya Aku tanyakan lagi dengan agak jelas. Sampai tiga kali Aku mengulang tanya. Dan jawabannya tetap sama. Dia kukuh dengan Rp.800.000. Ak hirnya malah aku tawar Rp.750.000-Rp.770.000. Dengan se dikit berpikir, akhirnya penjual HP itu setuju dengan harga yang aku tawarkan. Dalam hati Aku gembira banget.

Bagaimana mungkin dalam dua hari harganya bisa turun ham pir Rp.600.000. Ya, kalau re zeki emang kagak kemana. Yang penting aku udah nanya dan aku gak menipu. Setelah me nyelesaikan pembayaran, aku berkemas dengan HP baru dan riang gembira beserta se juta senyuman. Aku lalui ja lanan siang dengan riang. Pa nas serasa tak terasa karena se nangnya hatiku. Ha ha ha. Da lam tawaku, aku kembali te ringat dengan gadis penjual rem peyek.

Ya, ini mungkin ber kat doa gadis tersebut. Gadis itu memberiku kenang-kena ngan, juga pelajaran dalam hidupku. Berulangkali aku ucap Alhamdulillah dalam hati. Sepulang dari perjalanan, aku coba iseng mampir  ecoun ter lain dan pura-pura ku ta warkan HP yang baru aku beli tadi. Seingatku lgsung di tawar sekitar Rp.1.250.000. Tapi ga aku jual dah. Karena HP-nya penuh makna dan ce rita. Semoga Allah senantiasa memberikan kelembutan hati dan petunjuk kepada kita Se mua. Amin. (radar)