Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Harga Tinggi, Produksi Bata Minim

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

hargabataGENTENG – Para perajin bata di Dusun Pandan, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, mengeluh. Penyebabnya, hujan kerap terjadi baik siang maupun malam. Akibatnya, produksi batu bata menjadi terhambat. Padahal, saat ini nilai jual batu bata cukup bagus. Para perajin rata-rata menjual Rp 310 ribu per seribu batang bata. Tetapi, cuaca menjadi satu faktor penghambat. Para petani mengaku, jika dilanda hujan, proses pembuatan batu bata sangat terhambat. Biasanya, proses pengeringan batu bata hanya butuh waktu dua hari.

Tetapi, jika cuaca kurang bersahabat, pengeringan bata bisa sampai sepekan. ‘’Kalau hujan memang susah,” kata Sukarman, salah satu perajin batu bata. Keluhan para perajin batu bata semakin bertambah. Penyebabnya harga sekam terus melambung. “Sekarang satu rit sekam seharga Rp 1,4 juta. Itu hanya untuk membakar Rp 12 ribu bata,” jelasnya. Akhir-akhir ini permintaan konsumen terhadap batu bata cukup tinggi, baik dari Banyuwangi maupun dari luar daerah. “Dari Bali juga ada yang beli ke sini,” ungkap suami Sehati, 38, itu. Jainuri, 52, perajin batu bata lain mengatakan, proses pembuatan bata membutuhkan waktu lama. Saat ini, seribu batang bata rata-rata kering dalam waktu 10 hari. “Tapi kalau hujan terus-terusan, ya terpaksa libur buat,” terangnya. (radar)