Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Hujan Air Mata Warnai Pemakaman Satria Dwi Cahya

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Hujan-Air-Mata-Warnai-Pemakaman-Satria-Dwi-Cahya

JENAZAH Satria Dwi Cahya akhirnya dimakamkan, kemarin (25/4). Di rumah duka, yaitu keluarga besar Mardi Aminoto dan Ani Suprapti  di Dusun Krajan RT 07/ RW 02, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran dipenuhi para pelayat.

Tidak  hanya keluarga, saudara, kerabat dan handai taulan, sejumlah teman korban selama SMP dan  SMA turut memenuhi rumah duka. “Kami sangat kehilangan, Satria anaknya baik dan sopan,” ujar  salah seorang teman korban semasa SMP.

Jenazah Satria yang sempat disemayamkan di rumah duka Minggu malam (24/4), kembali dibawa ke RSUD Blambangan untuk ditopsi, Senin pagi (25/4). Usai dilakukan otopsi, jenazah baru kembali tiba dirumah duka untuk dimakamkan pada pukul 10.47 Senin kemarin (25/4).

Kedatangan jenazah anak kedua  dari dua bersaudara ini disambut  hujan tangis keluarga. Kedua orang  tua korban, Mardi Aminoto dan Ani Suprapti harus didampingi keluarga, karena tampak syok dan  beberapa kali terjatuh dan pingsan.

Pihak keluarga baru mendapat kabar duka, sekitar pukul 17.00  Minggu sore (24/4) setelah polisi  yang datang ke rumah duka dengan membawa sandal milik  korban. Dari sandal yang dikenali itu, pihak keluarga selanjutnya  melihat jenazah korban di kamar  mayat RSUD Genteng.

Setelah dipastikan korban  adalah Satria, jenazah kemudian  disemayamkan dirumah duka  Minggu malam (24/4). “Jika ada motif lain di balik meninggalnya  Satria, kami minta polisi cepat   mengusut tuntas dan segera menangkap pelaku,” ujar Mahrus,  paman korban.

Pihak keluarga masih belum bisa menerima kematian korban, apalagi ditemukan dalam kondisi yang tak wajar dengan luka bekas sayatan benda tajam. “Kalau tertangkap, diberi hukuman yang  setimpal dan seberat-beratnya,” tandas Mahrus. (radar)