Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Hujan Deras Pantura Macet

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pagar-wWONGSOREJO – Mendekati bulan Mei mestinya sudah musim kemarau. Kendati begitu, hujan deras masih menghampiri wilayah Banyuwangi dan sekitarnya. Hujan salah mongso itu mengguyur Banyuwangi hampir delapan jam lamanya. Air hujan pun menggenang di mana-mana. Jalan-jalan protokoler direndam air. Genangan paling parah terjadi di sepanjang Jalan Yos Sudarso, Klatak, Kalipuro. Hujan yang mengguyur sejak siang sampai sore itu mengakibatkan ruas jalan nasional itu terendam.

Selain kawasan kota, wilayah Wongsorejo juga kena dampak hujan salah mongso tersebut. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, di Dusun Pesumur, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, banjir besar sempat terjadi. Air sungai di dusun tersebut meluap hingga masuk ke rumah-rumah warga. Bahkan, menurut keterangan warga, air yang masuk ke dalam rumah warga tingginya sampai setengah meter. Banjir yang melanda kemarin juga menyebabkan pagar kantor Balai Benih Palawija di timur jalan Dusun Pesumur jebol karena tidak kuat menahan derasnya air.

Banjir juga sempat menyebabkan jalur Pantura tersebut tidak bisa dilewati karena air yang meluap di jalan raya cukup tinggi. ”Hujan mulai pukul 12.00, sehingga mengakibatkan banjir. Pukul 14.00 pagar itu jebol, tapi akhirnya air yang meluap di jalan surut,” Darna, 37, warga Dusun Pesumur, Desa Bengkak, Wongsorejo. Dia membenarkan bahwa air sungai yang meluap di Dusun Pesumur kemarin mengakibatkan jalan raya tergenang. Kendaraan besar dan kecil yang melintas di jalur Pantura tersebut terpaksa harus berhenti lantaran air sungai yang meluap di jalan raya itu terlalu tinggi.

”Ya, macet tadi pas hujan deras. Yang dari arah selatan sampai Watudodol antreannya,” tambahnya. Sementara itu, banjir yang terjadi kemarin juga mengakibatkan seluruh rumah warga di Dusun Pesumur terendam air. Saat banjir terjadi, seluruh warga mengungsi di musala di dusun tersebut. Kebetulan juga musala tersebut letaknya memang lebih tinggi daripada rumah warga. ”Air masuk ke rumah. Kita semua ngungsi, Mas. Hampir setengah meter ketinggian air,” ujar Mulyono, 52, warga Dusun Pesumur yang rumahnya terendam banjir. 

Dia mengatakan, baru kali ini di daerahnya terjadi banjir besar seperti kemarin. Sejak puluhan tahun tinggal di Dusun Pesumur, banjir yang terjadi tidak pernah separah kemarin. ”Hujan terlalu lebat. Baru kali ini rumah kita terendam banjir sampai begini. Air surut setelah pagar balai benih itu jebol. Kalau tidak jebol mungkin ya rumah kita terendam air seluruhnya,” kata Mulyono. Begitu air reda, warga Dusun Pesumur sibuk membersihkan rumahnya dari lumpur.

Seluruh perabotan rumah, seperti kasur, kursi, meja, dan barang-barang elektronik basah. Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, penyebab banjir adalah meluapnya sungai di jembatan Alas Buluh, Bahkan, luapan air sungai tersebut sampai meluber ke jalan raya. Alhasil, jalur Pantura tersebut terputus sejenak. ”Macetnya sekitar satu kilometer, baik dari arah utara maupun selatan. Lamanya macet hampir satu jam,” tandas Mulyono. (radar)