RADARBANYUWANGI.ID – Setelah terpilih sebagai Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Banyuwangi untuk empat tahun ke depan, Michael Edy Hariyanto menunjukkan keseriusannya dalam memajukan sepak bola daerah.
Salah satu fokus utama Michael adalah segera mempersiapkan skuad yang tangguh untuk berlaga di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX yang akan digelar pada 28 Juni mendatang.
Selama memimpin PSSI, Michael berharap program-program yang digagasnya bisa segera dikerjakan.
Termasuk penataan pemain sepak bola usia dini yang menjadi salah satu jargonnya saat akan maju sebagai ketua Askab PSSI Banyuwangi.
Kongres sudah selesai, bagaimana perasaan Anda?
Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak akhirnya kongres bisa berjalan dengan lancar. Mulai dari kepolisian, Asprov yang datang, dan para voter yang sudah datang
Sepertinya kepengurusan sudah mulai dibentuk meski belum seminggu, apa yang Anda rencanakan?
Saya ingin program-program yang kita siapkan bisa segera dikerjakan. Termasuk penataan pemain porprov dan pembinaan usia dini. Jadi, saya segera membentuk kepengurusan untuk bisa segera menyiapkan program.
Apa yang sebenarnya membuat Anda tertarik kembali terjun ke dunia sepak bola?
Atmosfer sepak bola yang dibawa Persewangi Banyuwangi di Liga 4 tahun ini memberikan harapan baru dalam dunia sepak bola di Banyuwangi. Saya melihat keseriusan dari manajemen tim. Ini (Persewangi) bahkan bisa dibilang yang terbaik setelah era saya. Ini yang membuat saya ingin kembali menjadi bagian dari sepak bola. Persewangi juga butuh didukung dengan Askab PSSI yang bisa bersinergi. Saatnya sepak bola kita dorong ke arah yang sama.
Askab kerap mengeluhkan kecilnya anggaran yang mereka terima, apa solusi Anda?
Karena saya ingin membina secara serius, saya akan mencari anggaran baik secara pribadi maupun melalui pemerintah. Saya akan ngomong ke Bupati. Karena saya ingin membina dan membuat hidup persepakbolaan Banyuwangi. Cabor ini harus diurus dengan baik, apalagi kita punya beberapa klub yang yang bermain di kancah regional dan nasional
Tidak semua klub memilih Anda saat kongres berlangsung, bagaimana tanggapan Anda?
Saya ucapkan terima kasih kepada klub-klub yang memilih saya dan mempercayakan saya sebagai ketua Askab. Tapi, nanti saya tidak akan memilah-milah mana yang sudah mendukung saya dan tidak. Semua klub saya perhatikan. Kecuali klub dan SSB yang tidak memperhatikan sepak bola atau klub yang nakal, tidak akan saya perhatikan lagi.
Page 2

Senin, 14 April 2025 | 06:00 WIB
Page 3
Inpres Nomor 3 Tahun 2019 dinilai banyak pihak belum berjalan di Banyuwangi, apa yang akan Anda lakukan setelah menjadi ketua Askab PSSI Banyuwangi?
Inpres itu tidak usah dikawal lagi sekarang. Saya sendiri sebagai pimpinan DPRD yang akan menyiapkan anggarannya. Apalagi, sudah ada acuan hukumnya. Yang terpenting, anggaran itu digunakan sebaik-baiknya untuk mengembangkan industri sepak bola. Karena sepak bola ini pun bisa digunakan untuk membuat rakyat sejahtera. Khususnya, pemain sepak bola
Apa yang mungkin akan dibenahi dalam empat tahun ke depan?
Pembinaan usia dini selama ini mungkin saya lihat kurang greget. Jadi, mungkin itu yang akan saya lakukan dalam lima, empat tahun ke depan. Kalau kita ingin membangun sepak bola, ya dimulainya harus dari usia dini. Saya mempunyai konsep-konsep yang saya siapkan untuk bisa mencetak atlet andal ke depan. Target saya empat sampai lima tahun kita punya pemain pemain bagus.
Selain SSB, apa yang akan disiapkan dalam waktu dekat untuk PSSI Banyuwangi?
Yang paling banyak disinggung dalam waktu dekat ini tim porprov, itu yang akan kami siapkan. Kami akan bentuk tim yang kuat untuk turun di Porprov Malang. Kami evaluasi dulu mana pemain yang masih bagus dan tidak. Yang bagus kami pertahankan, dan yang tidak kami evaluasi. Dan yang jelas, kelemahan dan kekurangan porprov lalu tidak akan terjadilah, anak-anak kita tidak akan keleleran lagi di sana.
Setelah terpilih sebagai ketua, Anda tentunya punya masterplan untuk Askab PSSI 2025?
Tentu, dong. Kami sudah menyusun masterplan. Kami segera konsolidasi. Legalitas organisasi harus mantap (akta notaris, SK, dll). Termasuk membentuk struktur organisasi. Ketua, sekretaris, bendahara, komite, AD/ART, dan sosialisasi statuta PSSI. Ini wajib. Kami juga segera mendaftar ke Asprov Jatim dan PSSI Pusat. Bawa semua berkas, termasuk akta, statuta, legalitas klub, dll. Kami melaporkan eksistensi Askab ke Asprov Jatim.
Program apa lagi yang segera bisa direalisasikan?
Klub lokal harus naik level. Kami segera inventarisasi klub-klub lokal, termasuk membantu klub yang belum legal, gaspol bantu buat akta. Bikin liga lokal U-13, U-17, U-21, dan amatir. Selain itu membentuk komite kompetisi dan bikin jadwal liga dan turnamen dll.
Program untuk tahun pertama?
Tahun pertama fokus aktivasi dan eksistensi. Empat tahunan dari grassroot ke prestasi juara. Kami juga akan menata organisasi ini dengan transparan dan kekinian. Bikin SOP biar rapi. Laporkan keuangan rutin. Kami juga akan melaksanakan MoU dengan KONI, pemkab, hingga sponsor lokal serta membangun Akademi Sepak Bola Banyuwangi.
Selama ini Anda dikenal sebagai pengusaha dan tokoh politik. Bagaimana memisahkan kepentingan politik dengan mengurus bola?
Ini memang berbeda dengan saat saya pertama memegang sepak bola 15 tahun lalu. saat itu saya belum terjun ke politik. Tapi saya pastikan apa yang saya lakukan untuk organisasi tidak akan saya seret ke politik. Justru saya akan gunakan politik untuk menghidupkan sepak bola. Bisa dilihat bagaimana track record saya saat menjadi ketua KONI. Saya tidak pernah mengarahkan cabor mendukung Partai Demokrat. Komposisi kepengurusan saat ini juga saya isi dengan beberapa orang dari partai berbeda, ada Mbak Desi Prakasiwi dari PDIP. Ada juga Pak Suwito dari Gerindra. Jadi sepak bola ini olahraga rakyat, politik harus bisa menjadi pendorong hidupnya olahraga rakyat.
Bagaimana Anda membangun sinergi dengan pemerintah daerah untuk memajukan sepak bola di Banyuwangi?