Sebagian Jamaah Borong Kurma di Pasar Majroah
MADINAH – Setelah melaksanakan ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW (Baqi’), seluruh jamaah calon haji (JCH) Banyuwangi kemarin masih melakukan ziarah ke berbagai tempat bersejarah di Madinah Selasa (16/8) kemarin. Mulanya jamaah mengunjungi Masjid Quba, Pasar Kurma, Jabal Uhud, Masjid Qiblatin, dan Masjid Tujuh yang terletak di kaki Gunung Sala’.
Di situlah Nabi Muhammad memimpin perang Khandaq. Herman Suyitno, salah satu tim peliput haji untuk Jawa Pos Radar Banyuwangi menyampaikan, setelah melaksanakan ibadah wajib salat subuh dan ibadah sunah di Masjid Nabawi, JCH Banyuwangi langsung menuju Masjid Quba yang berjarak 50 kilometer ke arah tenggara dari pusat kota Madinah sekitar pukul 05.30 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar pukul 09.30 WIB kemarin.
”Ziarah ke Masjid Quba dipilih pertama karena Nabi bersabda barang siapa yang wudu dan salat sunah di Masjid Quba untuk mengawali perjalanan, itu sama saja dengan kita ibadah umrah,” kata wakil ketua Baznas Banyuwangi itu.
Sekadar diketahui, Masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk masjid-masjid yang didirikan banyak orang. Bangunan masjid yang sangat bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan untuk pendirian masjid.
Masjid itu mempunyai ruang persegi empat dan sekelilingnya berdinding. Di sebelah utara ada serambi untuk tempat salat yang bertiang pohon kurma, beratap datar dari pelepah dan daun kurma bercampur tanah liat. Di tengah-tengah ruang terbuka dalam masjid yang biasa disebut sahn itu terdapat sebuah sumur tempat wudu.
”Kebersihan terjaga, cahaya matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa di Masjid Quba ini,” tambah pria asal Desa Sidodadi, Wongsorejo, itu. Herman menambahkan, Masjid Quba memiliki 19 pintu. Dari 19 pintu itu terdapat 3 pintu utama.
Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan itu menjadi tempat masuk jamaah ke masjid. Rinciannya, dua pintu untuk jamaah laki-laki, dan satu pintu untuk jamaah perempuan. ”Di seberang ruang utama masjid terdapat ruangan yang dijadikan tempat belajar mengajar,” jelas ketua rombongan KBIH Sabilillah itu.
Kegiatan JCH selama di Masjid Quba meliputi zikir, salat sunah, dan sebagian jamaah ada yang menyempatkan diri mengaji sejenak di dalam masjid. Beberapa JCH yang telah melaksanakan iba dah di Masjid Quba juga banyak berfoto bersama. Dari Masjid Quba, rombongan langsung bergerak menuju pasar dan kebun kurma di Majroah.
”Seluruh JCH banyak yang membeli kurma untuk oleh-oleh. Jarak Majroah dekat Masjid Quba hanya 50 meter,” ujar Handoyo Saputra, petugas haji lain. Handoyo menambahkan, seluruh JCH Banyuwangi mengunjungi tempat-tempat bersejarah di seputaran Madinah kemarin diangkut bus.
Puluhan bus yang mengangkut JCH Banyuwangi itu adalah bus yang disediakan pemerintah RI melalui Kemenag Banyuwangi. Bus yang ditumpangi jamaah sangat nyaman dan ber-AC. ”Cuaca di Madinah sangat panas, beruntung bus ada ACnya,“ tambah owner Dessy Education itu.
Selanjutnya, rombongan bergerak menuju Jabal Uhud. Uhud berarti penyendiri, setiap tahun pada zaman dahulu sering diziarahi nabi. Kebiasaan itu diteruskan para khalifah setelah nabi wafat. Hingga kini Jabal Uhud menjadi salah satu tujuan utama ziarah jamaah haji dan umrah, termasuk JCH asal Indonesia.
Perjalanan dilanjutkan ke Masjid Tujuh. Masjid ini merupakan tempat Nabi Muhammad memimpin perang Khandaq. Masjid tersebut merupakan gabungan dari tujuh masjid kecil. Sebenarnya hanya enam masjid ditambah Masjid Qiblatain yang dikunjungi dalam waktu yang bersamaan, sehingga disebut dengan Masjid Tujuh.
Salah satu masjid terbesar di antara masjidmasjid itu adalah Masjid Al-Fath. Masjid tersebut terletak di kaki Gunung Sala’ bagian barat. Informasi yang diperoleh Handoyo, masjid itu dinamakan Al-Fath karena tempat itu merupakan tempat salat Nabi Muhammad SAW selama perang Khandaq.
Hasil pertempuran pada perang kala itu adalah kemenangan bagi orang Islam (dalam bahasa Arab Fath berarti kemenangan). Masjid itu dibangun pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan diperbarui Menteri Saifuddin Abu al-Hija tahun 575 Hijriah pada masa Kesultanan Utsmaniyah.
”Selain itu juga ada Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq. Masjid Umar bin Khattab, Masjid Ali bin Abi Thalib, dan Masjid Fatimah Az-Zahra,” ujar petugas haji asal Desa Balak, Kecamatan Songgon, itu. Setelah melakukan serangkaian ziarah ke beberapa masjid, rombongan kembali menuju maktab sebelum duhur.
Selanjutnya, jamaah berjalan secara bersama-sama menuju Masjid Nabawi untuk menunaikan salat duhur. Kepala Kemenag Banyuwangi, Santoso, yang kemarin sempat berkeliling ke kloter 9, 10, dan 11, melaporkan bahwa kondisi seluruh jamaah sehat dan semangat. Wajah-wajah ceria terpancar di seluruh wajah JCH Banyuwangi.
”Semua jamaah tampak ceria. Besok (hari ini) kegiatan masih meliputi ziarahziarah. Insya Allah besok ke Jabal Magnet karena sebelumnya kami batal ke sana, terbatas oleh waktu. Doakan kami di sini sehat semuadan lancar menjalankan ibadah,”ujar Santoso.(radar)