Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Jelang Lebarang, Harga Sayuran di Pasar Genteng Banyuwangi Malah Merangkak Naik – Radar Banyuwangi

jelang-lebarang,-harga-sayuran-di-pasar-genteng-banyuwangi-malah-merangkak-naik-–-radar-banyuwangi
Jelang Lebarang, Harga Sayuran di Pasar Genteng Banyuwangi Malah Merangkak Naik – Radar Banyuwangi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Radarbanyuwangi.id – Harga sayuran hijau di Pasar Genteng menjelang Lebaran, mulai naik. Bahkan, harga sayuran itu naiknya hingga 100 persen.

Harga sayur bayam di Pasar Genteng 2, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng kini melonjak.

Bila sebelumnya harga satu ikat bayam hanya Rp 1.000, menjelang Lebaran ini meningkat menjadi Rp 2.000 per ikatnya. Harga sayuran jenis lainnya, juga mulai naik.

“Sayuran naik mulai Senin (1/4),” kata pedagang sayur di Pasar Genteng 2, Rubaniah, 52.

Menurut warga Dusun Kopen, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng itu, selain bayam, sayuran yang harganya naik itu juga sawi hijau.

“Ada sayuran yang awalnya satu ikat hanya Rp 1.500, sekarang naik menjadi Rp 3.500 per ikat,” ungkapnya.

Rubaniah mengaku sayuran yang dijual ini dibeli dari berbagai daerah, mulai dari Kecamatan Songgon, Glenmore, dan daerah lainnya. “Dari petani saja harga sayuran sudah naik, jadi di pasar juga naik,” katanya.

Kenaikan harga sayur hijau ini juga terjadi di Pasar Genteng 1, Desa Genteng Kulon. Malahan, saat ini harga petai satu kris juga meningkat hingga Rp 3.000.

“Dulu harga petai satu kris Rp 2.000, sekarang satu kris harganya Rp 5.000,” ucap Tumini, 58.

Menurut pedagang asal Dusun Sidomukti, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran ini, harga petai disesuaikan dengan harga beli dari petani.

“Harga sayuran yang pada naik, membuat pembeli pada mengeluh,” katanya.

Tumini menyebut harga sayur meningkat karena menjelang Lebaran dan cuaca. Saat sering turun hujan, membuat sayuran mudah busuk.

“Terlalu banyak air juga tidak bagus buat kualitas sayuran,” cetusnya.

Salah satu pembeli, Sitik Khotimah, 45, warga Dusun Lidah, Desa/Kecamatan Gambiran mengakui harga sayur yang mahal ini terjadi setiap tahunnya.

Tapi, ia tidak mengambil pusing terkait kenaikan harga sayur itu. “Setiap menjelang Lebaran semua jadi mahal,” ucapnya.(rei/abi)