Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kaum Hawa Ikut Kepincut Batu Akik

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kaum-hawaSINGOJURUH – Demam batu tampaknya semakin menggila di Bumi Blambangan. Para pemburu batu mulia itu ternyata tidak hanya katun Adam, katun Hawa pun banyak yang kepincut batu mulia tersebut.

Diantara kaum Hawa yang gila batu akik adalah Eni Ernawati, 37, warga Dusun karangasem, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, itu memiliki puluhan koleksi batu berupa cincin dan baru yang masih berbentuk bongkahan.

Untuk mendapatkan batu mulia itu, ibu muda itu rela merogoh koceknya cukup dalam. “Ini batu akik dari berbagai daerah,” katanya. Ernawati menyebut batu akik yang masih berupa bongkahan itu didapat dengan cara membeli.

Tetapi, juga banyak yang dipereleh dengan cara barter kepada sesama penggemar batu akik di Banyuwangi. “Batu akik ini dari Kalimantan, Aceh, Pacitan, Banten, dan Sulawesi. Tapi juga ada yang asli Banyuwangi,” ujarnya.

Khusus batu lokal, terang dia, biasanya para kolektor datang ke rumahnya untuk menawarkan batu itu. Berdasar jenis dan motifnya, batu lokal memiliki kelebihan tersendiri dibanding baru dari luar daerah. “Dari segi warana dan motif, batu akik asal Banyuwangi lebih beragam, ada motif merak, kaki seribu, dan teratai,” ungkapnya.

Tidak hanya sebagai kolektor, ibu dua anak itu juga tidak jarang melayani jual-beli batu. Para penggemar batu akik datang ke rumahnya yang kini sudah dibentuk mirip toko itu. Lalu, dia akan menyajikan batu akik yang berbentuk bongkahan.

“warga banyak yang ragu teikait keaslian batu akik yang akan dibeli Kalau masih bongkahan kan bisa lihat sendiri. Kalau pesan, baru kita garap,” ironisnya Pencinta batu lainnya, Indriati, 27, asal Desa/ Kecamatan Songgon, mengaku rela menunggu berjam-jam hanya untuk mengasah bongkahan batu.

“Senang saja, motif dan warnanya indah,’ ujarnya sambil menyebut 13 koleksi batu miliknya. Perempuan berkerudung itu mengungkapkan, batu akik itu diperoleh dengan cara membeli dan barter dengan sesama kolektor batu.

Dia menyebut, lebih menyukai akik yang masih berbentuk mentah atau bongkahan. “Cowok sering melirik tangan saya tapi saya cuek saja,” ujarnya. (radar)