Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kelas Ambruk Butuh Rp 50 Juta

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

perbaikiMUNCAR – Gedung SMK Miftahul Ulum, Dusun Stoplas, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, yang ambruk minggu malam (12/4) mulai dibersihkan kemarin (14/4). Sejumlah pekerja terlihat membersihkan puing-puing bangunan yang runtuh di salah satu ruang kelas di lantai dua. Bangku yang biasa digunakan siswa belajar itu, oleh para pekerja diturunkan, termasuk puing-puing bangunan yang masih berserakan.

“Yang ambruk hanya satu ruang, tapi atap dua ruang lain harus diperbaiki,” terang Yoyok, 36, salah satu tukang bangunan, kemarin. Yoyok menyebut, memperbaiki atap di dua ruang belajar itu membutuhkan waktu sekitar sebulan. Hitung-hitungan yang dia lakukan, perbaikan itu membutuhkan dana Rp 50 juta. “Kayu blandar menyatu, jadi harus dibongkar semua,” ungkapnya. Butuh dana Rp 50 juta itu, jelas dia, karena hampir semua kayu atap yang ambruk itu tidak bisa digunakannya.

Genting juga banyak yang pecah dan harus diganti. “Jumlah genting yang pecah itu hampir dua ribuan biji,” katanya. Ketua Yayasan MiftahuI Ulum, Sudirman, mengaku berat memperbaiki bangunan sekolah yang ambruk itu. Apalagi, saat ini uang kas sekolah menipis. “Ini sekolah swasta, milik warga NU,” cetusnya. Sudirman mengaku, dalam memperbaiki kembali sekolahnya yang ambruk ini akan menggalang dana dari para dermawan.

“Kami butuh banyak,” tmgkapnya kepada Jawa Pos Radar Genteng kemarin. Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, pelaksanaan ujian nasional (unas) hari pertama di SMK Miftahul Ulum, Dusun Sloplas, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, sempat terganggu. Salah satu ruang yang akan digunakan pelaksanaan ujian Minggu malam (12/4) tiba-tiba ambruk. Ruang kelas yang ambruk itu sempat membuat pihak sekolah kelimpungan.

Sebab, ruangan itu akan digunakan 18 siswa yang mengikuti unas. “Ruangan itu termasuk yang kita pilih untuk tempat ujian,” cetus Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMK Miftahul Ulum, Mahmud. Menurut Mahmud, di gedung lantai dua itu ada dua ruang yang biasa digunakan belajar kelas XI dan XII. Kedua ruang itu, termasuk yang akan digunakan unas. “Kedua ruang itu sudah kita pasangi nomor ujian dan disterilkan,” katanya. (radar)