Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kelopoan Dijadikan Pusat Wisata

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kelopoanBANYUWANGI – Destinasi wisata pantai yang menjadi perhatian se rius Pemkab Banyuwangi ternyata bu kan hanya Pantai Boom. Wisata Pantai Klopoan di Desa Bangrsing, Kecamatan Wongsorejo, juga akan di garap secara serius menjadi tujuan wisata. Proses penataan Pantai Klopoan sudah mulai dilakukan. Sebanyak 18 warung milik warga yang berjejer sepanjang bibir pantai tersebut berangsur dipindahkan. “Warung itu tidak memiliki izin dari pemerintah daerah.

Karena tidak berizin, maka beberapa warung tersebut kita pindahkan ke tempat lain,” ujar Sekkab Slamet Kariyono kemarin (26/3). Selanjutnya, lokasi berkas wa rung itu akan dijadikan lokasi wisata pantai. Saat ini pemkab sedang mendesain lokasi tersebut dengan tim arsitek pemkab. Sekkab Slamet mengatakan, guna menyulap pantai itu menjadi lokasi wisata, pemkab belum memutuskan apakah akan dikelola sendiri ataukah di serahkan kepada investor. 

Untuk memudahkan penataan lokasi, mulai saat ini lokasi itu dibersihkan dari pedagang yang mangkal di pinggir pantai. Dia menambahkan, berdasar hasil survei yang dilakukan pemerintah daerah, Pantai Boom dan Pantai Kelopoan yang berada persis sebelah utara Watudodol itu menjadi lokasi favorit yang banyak dikunjungi warga. Selain warga Banyuwangi, pengunjung dua lokasi itu berasal dari luar daerah. “Kita putuskan dua lokasi wisata pantai itu ditata lebih baik,” ujar Slamet.

Guna memindahkan para pedagang di Pantai Klopoan itu, kata Slamet, pemkab sudah mengucurkan anggaran kompensasi kepada para pedagang. Tiap pemilik warung diberi kompensasi Rp 5 juta. Uang kompensasi itu, kata dia, diharapkan bisa digunakan sebagai modal usaha di tempat baru. Dengan uang kompensasi itu, para pedagang diharapkan tidak kesulitan melanjutkan usaha di tempat lain. Selain diberi uang kompensasi, lanjut dia, pemerintah daerah juga menanggung semua biaya angkut barang-barang pedagang. 

Walau para pedagang  itu tidak memiliki izin resmi menempati lahan pemerintah daerah, tapi mereka  tetap diberi sejumlah kompensasi agar warga tidak merasa dirugikan. Pantauan koran ini kemarin, beberapa warung milik pedagang sudah tidak ada yang berdiri. Tidak hanya warung pedagang, beberapa bangunan semi permanen di lokasi itu juga sudah rata dengan tanah. “Dalam waktu dekat, lokasi itu akan dijadikan sebagai lokasi wisata yang indah dan nyaman bagi warga,” katanya. (radar)