Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Kenalan di FB, Diajak Kencan, Video akan Disebar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GENTENG, Jawa Pos Radar Genteng – Seorang janda berinisial EW, 36, warga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, sedang menanggung malu. Video tak senonohnya, disebar ke media sosial (medsos) oleh polisi gadungan yang dikenal di Facebook (FB), Minggu (2/4).

Foto hasil video call (VC) itu oleh polisi gadungan yang mengaku bernama Romi itu, disebar di FB setelah permintaan uang senilai Rp 20 juta ditolak. “Saya kenalan di FB pada Minggu (26/3), saya kira polisi beneran karena foto profilnya pakai seragam polisi,” terang EW pada Jawa Pos Radar Genteng.

Saat kenalan di FB, EW menanyakan pekerjaan Romi. Pria tersebut mengaku anggota polisi yang bertugas di kantor kepolisian Lampung. “Tidak dijelaskan di Polres, Polsek atau apa, pokoknya Lampung,” jelasnya.

Kenalan yang singkat itu, EW rupanya terpikat dengan pesona polisi abal-abal itu. Keduanya saling tukar nomor telepon hingga akhirnya melakukan VC. “Pada Senin (27/3) malam, saya tiba-tiba di-VC oleh dia, karena saya belum tidur, saya angkat,” ungkapnya.

Apa yang terjadi pada EW malam itu, tampaknya bisa menjadi pelajaran oleh siapapun agar lebih bijak dalam main medsos. Saat VC itu, EW diminta menunjukkan payudaranya. “Saat VC itu, dia menunjukkan alat kelaminnya, saya diminta nunjukkin payudara,” jelasnya.

Anehnya, saat itu EW merasa takut dan langsung menuruti permintaan laki-laki itu. Padahal, ia sama sekali tidak mengetahui wajah orang yang mengaku polisi itu. “Yang ditunjukkan hanya itunya (kemaluan) saja, mukanya tidak terlihat,” katanya.

Apesnya, saat keduanya VC itu, pelaku mengaktifkan perekam layar HP, sehingga semua hasil VC itu terekam. “Video waktu saya menunjukkan payudara itu dijadikan senjata buat mengancam saya,” terangnya.

Keesokan harinya, jelas dia, Romi menelpon dan mengancam akan menyebarkan video tak senonoh itu jika tidak mengirim uang sebesar Rp 20 juta. “Saya takut, saya tidak punya uang, akhirnya konsultasi ke Polsek Genteng,” terangnya.

Oleh petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Genteng, ia diminta untuk tenang. Apalagi, juga belum sampai transfer uang dan videonya juga belum disebar. “Saya diminta tenang dulu,” katanya.

Mendapat penjelasan itu, EW bisa tenang. Ia yakin polisi gadungan itu hanya menggertak. Sampai pada Jumat (31/3), temannya di FB dikirimi video tersebut. “Sejak Jumat sudah banyak yang dikirimi video itu, mantan suami dan saudara saya banyak yang tahu, saya jadi malu,” tandasnya.(sas/abi)

source