Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ketapang Kembali Normal

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMENTARA itu, sehari pasca tersendatnya penyeberangan di Selat Bali, aktivitas penyebera-ngan di Pelabuhan Ketapang, Kecamatan Kalipuro, kembali nor-mal kemarin (5/7). Itu terjadi lantaran ketinggian gelombang di perairan tersebut sudah menurun.

Normalnya cuaca juga berdampak pada kelancaran lalu-lintas menuju Pelabuhan Ketapang. Akibatnya, kemacetan panjang pun tidak lagi terjadi. Calon pe numpang yang kelelerandi kawasan pelabuhan juga tidak lagi terlihat. Meski begitu, aktivitas penyeberangan masih ber potensi kembali tersendat, lan taran angin kencang yang dapat menga kibatkan gelombang tinggi di perairan ma sih berpotensi melanda.

Pantauan wartawan koran ini di Pelabuhan Ketapang menyebutkan, meski kendaraan yang hendak menyeberang ke Bali cukup ramai, tapi tidak sampai terjadi antrean di ka wasan pelabuhan tersebut. “Ya, saya dengar informasi bah wa kemarin sempat ter jadi kemacetan panjang di pe labuhan ini (Pelabuhan Ketapang).

Syukurlah saat ini sudah tidak macet,” ujar Sumarno warga asal Surabaya. Diber itakan kemar in, gelom bang tinggi di perairan S e lat Bali menga kibatkan aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk terhambat. Antrean panjang kendaraan tidak dapat di hindarkan. Tidak tanggung-tanggung, penumpukan kendaraan yang didominasi mobil pribadi dan bus pariwisata itu terjadi sampai radius lima kilometer (km).

Saking membeludaknya kendaraan yang akan me nye-berang ke Pulau Dewata, ke-macetan lalu-lintas menuju Pe labuhan Ketapang mulai ma cet dari kawasan wisata Wa tudodol. “Kemacetannya sangat parah. Perjalanan dari Wa tudodol menuju Pelabuhan Ke tapang yang jaraknya sekitar lima km saja, ditempuh dalam 7 jam lebih,” ujar Supatmi, calon pe numpang asal Blora, Jawa Tengah, Rabu (4/7).

Sementara itu, antrean panjang di penyeberangan Ketapang tersebut memicu pro tes salah seorang pe numpang asal Probolinggo. Penumpang bernama Azis itu me-ngungkapkan, kemacetan dan penumpukan kendaraan itu justru disalahgunakan oknum petugas penyeberangan. “Ba-nyak pengguna penyeberangan mengeluh karena kena tambahan jasa masuk penyeberangan sebesar Rp 300 ribu. Jika bayar dapat prioritas,” ungkap Azis yang juga anggota DPRD Pro bolinggo tersebut kepada koran ini kemarin. (radar)