Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Kiai Sepuh Tolak Kepala Kemenag yang Baru

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Jabatan kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Banyuwangi yang sebelumnya sempat kosong akhirnya terisi sejak beberapa hari lalu. Mantan Kasi Mapenda Kemenag Jember, Santoso, S.Ag, dilantik menjadi Kepala Kemenag Banyuwangi. Santoso menggantikan pendahulunya yang sudah pensiun, Hosnan. Sayang, dilantiknya Santoso justru menjadi masalah baru bagi para kiai di Bumi Blambangan.

Penolakan dilontarkan Mustasyar PCNU Banyuwangi, KH. Suyuti Toha. Menurutnya, ditunjuknya Santoso sebagai Kepala Kemenag Banyuwangi adalah wujud arogansi kepala Kemenag Jatim. Sebab, pelantikan Santoso sama halnya dengan tidak mendengarkan aspirasi mayoritas para kiai di Banyuwangi. “Kami dari Banyuwangi sudah mengusulkan supaya Qosim (Kepala Madrasah Aliyah Negeri, Genteng-Red) yang ditunjuk menjadi kepala Kemenag Banyuwangi, tapi justru orang lain yang dilantik,” tegas Suyuti Toha kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan Banyuwangi itu menuturkan, diusulkannya Qosim sebagai kepala Kemenag Banyuwangi bukan tanpa alasan. Sebab, pihak Kemenag Jakarta dan Kemenag Jawa Timur meminta para kiai menyampaikan usul mengenai sosok pengganti Hosnan. Untuk menindaklanjuti permintaan tersebut, Suyuti Toha dan sejumlah kiai melakukan penjaringan dan terpilihlah Qosim sebagai orang yang cocok. Dari sisi kepangkatan, Qosim yang juga mantan Kasi Mapenda Kemenag Banyuwangi itu dianggap memenuhi syarat dan mampu menduduki posisi sebagai kepala Kemenag Banyuwangi. “Qosim juga orang asli Banyuwangi yang paham Banyuwangi,” tandasnya.

Anehnya, lanjut salah satu kiai sepuh Banyuwangi tersebut, setelah usul dan komunikasi dilakukan secara intens, baik dengan kepala Kemenag Jatim dan Kamenag Jakarta, ternyata yang dilantik justru orang lain. “Yang dilantik malah orang lain. Namanya Santoso dan saya nggak kenal siapa Santoso,” ujar Suyuti. Atas kejadian tersebut, kiai karismatis asal Kecamatan Tegaldlimo itu mengaku tidak akan tinggal diam. Dia akan memperjuangkan aspirasi para kiai ke Kemenag Jatim dan pusat. (radar)

Kata kunci yang digunakan :