Infeksi Otak Sembuh, Tubuhnya semakin Montok
SUASANA ruang anak RSUD Blambangan, yakni Ruang Mas Alit, sangat tenang siang kemarin (30/9). Beberapa anak yang tengah menjalani perawatan di rumah sakit (RS) pelat merah itu tampak tengah terlelap. Ada yang tidur seraya rambutnya dibelai orang-orang terkasih, ada pula yang tidur pulas dengan bersandar di lengan ayahnya.
Lain ruang perawatan, lain pula kantor perawat yang berlokasi persis di sebelah utara ruang tersebut. Beberapa perawat tampak sibuk. Ada yang menimang bayi, ada yang menyiapkan susu formula dalam botol, ada pula yang merapikan keranjang bayi yang terletak di ruang tersebut.
Balakangan dketahui, bayi yang di gendong perawat itu adalah Cahya. Bayi itu sepasang laki-laki dan perempuan di RS milik Pemkab tersebut dalam kondisi koma Selasa pekan lalu (22/9). Setelah sepekan lebih menghilang. hingga kemarin laki-laki dan perempuan yang mengaku sebagai orang tua Cahya itu tidak kunjung kembali ke RSUD Blambangan.
Cahya dirawat di RSUD Blambangan sejak Senin siang (21/9). Kali pertama datang, kondisinya sangat mengenaskan. Dia datang dalam kondisi koma, wajahnya membiru, dan tubuhnya mengalami kejang. Oleh tim medis, dia didiagnosis mengalami infeksi paru-paru (bronkopneumonia) dan radang selaput otak (meningitis).
Meningitis itulah yang menyebabkan dia mengalami kejang dan koma. Sayang, saat bayi berusia lima bulan itu membutuhkan belaian dan dukungan moral dari orang-orang tercinta, sepasang laki-laki dan perempuan yang mengaku orang tuanya justru meninggalkan dia di RSUD Blambangan.
Sejumlah saksi mata mengaku melihat keduanya naik angkutan umum di depan RS menuju arah barat. Petugas kesulitan melacak jejak pasangan tidak bertanggjawab tersebut. Sebab, keduanya sama sekali tidak membawa kartu identitas lantaran mengaku menjadi korban pencopetan saat akan pergike Bali.
Kepada petugas RS, pihak laki-laki bernama Adi Sukma Wijaya, 21, mengaku berasal dari Sukoharjo, RT II RW I, Sukamakmur, Bogor. Di sisi lain, pihak RSUD Blambangan terus melalukan perawatan optimal terhadap bayi tidak berdosa itu. tidak tanggung-tanggung, selain dokter umum, pihak RS juga melibatkan dua dokter spesialis.
Dua dokter spesialis yang dilibatkan melakukan menangani Cahya, antara lain dokter spesialis anak dan spesialis rehabilitasi medis. Singkat cerita, setelah menjalani perawatan di RSUD Blambangan, kondisi Cahya kini membaik. Perkembangan terbaru, infeksi paru-paru dan radang selaput otak bayi laki-laki itu telah dinyatakan sembuh.
“Seandainya yang bersangkutan menjadi pasien tuntun, dia sudah bisa meninggalkan RS karena sudah sehat,” ujar Direktur RSUD Blambangan, dr. Taufiq Hidayat, Sp.And. Sementara itu Kepala Ruang Anak RSUD Blambangan, Evi Andayani, mengatakan setelah sekitar sepuluh hari menjalani perawatan, bobot tubuh Cahya naik satu kilogram (Kg).
Kali pertama datang, bobot bayi tersebut 5,5 Kg sedangkan kemarin sudah mencapai 6,5 Kg. Dia sangat suka minum susu. Dalam satu jam, dia bisa menghabiskan dua botol susu,” Menurut dia, hingga kemarin perawatan lanjut yang diperlukan agar kondisi Cahya benar-benar pulih hanya menghilangkan kaku otot. “Cahya sehat.
Dia juga sudah menjalani fisioterapi dengan penanganan dokter spesialis rehab medis untuk menghilangkan kaku ototnya,” terangnya. Evi menerangkan, karena sudah sehat, Cahya tidak diletakkan di ruang perawatan anak sejak beberapa hari lalu.
Dia diasuh para perawat di kantor perawat, Ruang Mas Alit RS, yang beralamat di Ialan Letkol Istiqlah tersebut. ”Di ruangan ini ada 13 perawat. Kami semua sayang bayi ini. Kalau dia sedang rewel, kami gantian menggendong dia,” cetusnya. Menurut Evi, sejak kali pertama masuk di ruang anak RSUD Blambangan, tidak sedikit warga yang datang untuk menjenguk bayi malang tersebut.
Ada yang sekadar ingin tahu kondisi Cahya dari dekat, ada juga yang datang sembari membawa popok atau susu formula. “Ibu Kapolres, Ny. Mince Bastoni Purnama, memberi keranjang bayi. Setiap hari juga ada personel polisi yang menjenguk,” kata dia.
Ditanya langkah lebih lanjut yang akan dilakukan, Evi mengaku pihak RSUD Blambangan telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyuwangi. Pihak Dinsosnakertrans Banyuwangi lantas berkoordinasi dengan Dinsos Jatim.
“Menurut pihak Dinsosnakertrans, karena Cahya belum masuk usia sekolah dasar, dia harus diserahkan ke Dinsos jatim. Saat ini (kemarin) pihak Dinsosnakertrans masih terus berkoordinasi dengan Dinsos Jatim,” pimgkasnya. (radar)