KALIPURO – Setiap harinya, Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Banyuwangi mencapai 700 hingga 750 kiloliter (kl). Jelang liburan Lebaran Idul Fitri, PT Pertamina (Persero) Depo Tanjung Wangi konsumsi BBM diprediksi meningkat lima hingga 10 persen dari konsumsi.
Konsumsi 700 hingga 750 KL itu terbagi untuk seluruh jenis BBM seperti solar, premium, pertamax, dan pertalite. Untuk mengantisipasi meningkatnya konsumsi BBM selama Ramadan dan Idul Fitri, PT. Pertamina Depo Tanjung Wangi sudah menyediakan stok BBM dari berbagai jenis sebagai cadangan.
Ketersediaan BBM di Banyuwangi itu disampaikan Operation Head Depo Pertamina Tanjung Wangi Abdul Rohman saat menerima kunjungan tim Pemkab Banyuwangi yang dipimpin Asisten Perekonomian dan Kesra Agus Siswanto Rabu lalu (16/5).
“Kita telah mengambil langkah dengan menyiapkan stok cadangan untuk mengantisipasi meningkatnya konsumsi selama bulan Ramadan dan Idul Fitri mendatang,” ungkap Rohman.
Rata-rata ketersediaan stok yang ada di depo saat ini, ungkap Rohman, bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sampai 10 hari ke depan. Seperti premium, saat ini stok yang ada di depo mencapai 4.146 kl, stok ini diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan selama 21 hari. Pertamax stok tersedia 7.847 kl untuk memenuhi memenuhi kebutuhan selama 17 hari.
Untuk BBM jenis pertalite, Pertamina Tanjung Wangi memiliki stok sebanyak 2.061 kl dengan estimasi sampai tiga hari. Sedangkan stok solar mencapai 1,320 kl dengan estimasi kebutuhan 10 hari.
“Pada H-15 Lebaran dan H+15 kita sudah siapkan satgas untuk mengamankan ketersediaan BBM. Ini juga menjadi langkah antisipasi kita. Untuk sementara terkait harga belum ada koordinasi dari pusat tentang perubahan, selain itu khusus untuk solar, biasanya mendekati hari raya dan pasca ini malah turun bisa sampai 25 persen konsumsinya,” katanya.
Rohman menambahkan, melihat kondisi tahun lalu yang sempat terjadi kelangkaan BBM di Banyuwangi karena ada masalah demo pekerja. Kelangkaan yang terjadi bukan tidak ada stok BBM, tetapi karena para sopir yang membuat proses distribusi terhambat.
Untuk tahun ini, selain masalah stok yang perlu diantisipasi juga adalah kebijakan yang sekiranya bisa menimbulkan masalah yang sama. “Kita juga sudah mengantisipasi dengan menyediakan awak cadangan. Tahun lalu masalah ini ditangani TNI dan Polri ketika sopir mogok,” ujarnya.
Sementara itu untuk gas LPG, Rohman mengatakan setiap harinya Banyuwangi menghabiskan sekitar 150 metrik ton. Pada puasa dan mendekati Lebaran nanti, ada tambahan hingga 30 metrik ton per harinya.
“Untuk LPG dari Bosowa juga ada tambahan. Mereka setiap 5 sampai 7 hari mendapatkan suplai baru jadi tidak usah khawatir untuk ketersediaannya,” tegas Rohman.