RadarBanyuwangi.id – Perasaan campur aduk menimpa pasangan Ahmad dan Siti, orang tua DC, bocah tujuh tahun yang menjadi korban rudapaksa berujung kematiannya di tengah kebun sengon, Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru pada Rabu (13/11).
Siti yang tengah hamil delapan bulan saat putri kesayangannya itu meninggal, pada Kamis (26/12) melahirkan anak ketiganya berkelamin laki-laki. Bayi itu lahir dengan berat 2,650 gram dan panjang badan 49 centimeter. Anak yang lahir pada pukul 05.00 di RSU Bhakti Husada, Krikilan, Kecamatan Glenmore itu, diberi nama Kyro Skyler Nurxander. “Alhamdulillah anak ketiga kami sudah lahir,” kata ayah DC, Ahmad Doni Nur Chusairi.
Menurut Ahmad, nama yang diberikan pada anak ketiganya itu pilihan dari almarhumah DC. Nama itu dipilih saat DC masih ada dan bayi dalam perut ibunya. “Yang memberi nama itu kakaknya (DC), dulu bilang ke saya ngasih nama Kyro,” ungkapnya.
Saat anak ketiganya lahir, jelas dia, perasaan keluarganya campur aduk. Satu sisi, lega bayi lucu yang sempat dikhawatirkan terganggu kesehatannya selama di kandungan itu, lahir dengan sehat. Di sisi lain, Ahmad mengaku masih sedih karena langsung mengingat kejadian meninggalnya putri keduanya. “Dia (DC) itu sangat sayang dengan adiknya ini, setiap hari dia cium-ciumi perut ibunya,” katanya.
Baca Juga: Petugas Kerap Temukan Tiket Kereta Api (KA) Tak Sesuai Identitas Asli Calon Penumpang
Rasa sayang DC kepada adiknya itu, masih kata dia, setiap akan berangkat dan pulang sekolah selalu menyapa adiknya yang saat itu masih dalam kandungan ibunya. “Manggilnya ya nama itu (Kyro), makanya saat lahir langsung kita kasih nama itu,” ungkapnya.
Selain sedih karena saat bayi lahir DC sudah tidak ada, Ahmad menyampaikan rasa sedih keluarganya karena kasus kematian putri kesayangannya itu masih belum menemui babak akhir. Siapa pelaku pembunuhan yang tega melakukan aksi keji kepada siswi kelas 1 MI itu, masih belum terungkap. “Pelakunya belum tertangkap, perasaan keluarga masih campur aduk,” cetusnya.
Apalagi, lanjut dia, wajah bayinya itu sangat mirip dengan wajah DC saat lahir dulu. Hal itu menambah kesedihannya setiap kali melihat wajah bayinya. “Kami berharap pelaku segera tertangkap, dan yang paling penting tidak salah tangkap,” harapnya.
Meski sudah lahir di RSU Bhakti Husada, petugas medis dari Puskesmas Kalibaru masih memonitor kesehatan bayi dan ibunya. “Kami tetap memonitor, kami pastikan juga kesehatan ibu dan bayinya,” kata Plt Kepala Puskesmas Kalibaru, Aris Prasetyo.
Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, nasib nahas menimpa bocah perempuan berinisial DC, 7, asal Dusun Barurejo, Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru. Anak ini ditemukan tak bernyawa dengan kondisi separo telanjang di kebun sengon yang tidak jauh dari rumahnya pada Rabu (13/11).
Bocah kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Kalibaru itu, diduga menjadi korban rudapaksa. Saat ini, pelaku masih diburu oleh anggota Polsek Kalibaru dan Polresta Banyuwangi. “Kejadiannya saat korban pulang sekolah,” kata salah satu warga di sekitar lokasi kejadian, Abdul Azis, 53.(sas/abi)








