Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Lampaui Target, Kunjungan Wisatawan ke Banyuwangi Tembus 4,6 Juta Orang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Sepanjang tahun 2017, Banyuwangi dikunjungi sekitar 4,6 juta wisatawan domestik dan 92 ribu wisatawan mancanegara. Hal itu melampaui target 2,3 juta yang ditetapkan Pemkab Banyuwangi.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda mengatakan, tren kunjungan wisata di Banyuwangi dalam beberapa tahun terakhir ini memang terus menunjukkan peningkatan.

“Pada tahun 2010 kunjungan wisata Banyuwangi tercatat sekitar 497 ribu wisatawan domestik dan 5.205 wisatawan mancanegara. Dari 2010 hingga 2016, kunjungan wisata melonjak menjadi 2,7 juta wisatawan domestik dan 75 ribu wisatawan domestik. Untuk tahun 2017 kunjungan wisatawan domestik mencapai 4,6 juta wisatawan domestik,” ungkapnya.

Bram mengungkapkan, dari sekian wisatawan yang berlibur di Banyuwangi, ada tiga destinasi wisata yang menjadi favorit wisatawan. Tiga tempat itu adalah, Gunung Ijen, Pulau Merah, dan Bunder Bangsring. “Tiga tempat itu, paling banyak di kunjungan Wisatawan sepanjang tahun 2017,” sebut Bramuda.

Sementara itu, di tahun 2018 target kunjungan wisata lebih tinggi dari tahun lalu. Wisatawan domestik ditarget 5 juta wisatawan dan 100 ribu wisatawan mancanegara. Selain menjual pesona alam dan kekayaan seni-budaya, Pemkab Banyuwangi juga akan menjual potensi wisata pelayanan publik.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, inovasi pelayanan publik Pemkab Banyuwangi selama ini telah mendapat pengakuan, baik dari dalam maupun luar negeri. Telah banyak daerah berkunjung ke Banyuwangi untuk melakukan kolaborasi guna meningkatkan pelayanan publik.

Wisata studi pelayanan publik itu ikut berkontribusi menggerakkan ekonomi lokal, karena jumlahnya dalam setahun bisa mencapai 100.000 orang.

“Ada sekitar 20 program pelayanan publik yang diadopsi berbagai daerah lain di Indonesia. Kami merangkainya sebagai kolaborasi, karena kami juga belajar dari daerah-daerah tersebut,” ujar Anas menggelar rapat koordinasi dengan pimpinan SKPD Selasa lalu (6/2).

Anas mencontohkan program “Smart Kampung” yang menjadikan desa sebagai ujung tombak pelayanan publik dan pusat kegiatan budaya serta ekonomi kreatif warga yang hampir setiap hari kedatangan aparat birokrasi dari daerah lain untuk belajar.

“Berbagai jenis pelayanan publik akan kita kemas sebagai destinasi, seperti kantor desa yang pelayanannya sudah smart office, Mal Pelayanan Publik,” terang Anas.

Bidang lain yang akan dikembangkan seperti program Rantang Kasih yang mendistribusikan makanan bergizi bagi warga lansia kurang mampu. Juga ada program Garda Ampuh dengan tabungan pendidikan dan bantuan uang saku.

Program-program itu, jelas Anas, akan bisa meningkatkan empati pengunjung terhadap sesama. Nantinya juga diharapkan bisa membuka jejaring charity para wisatawan yang memiliki kepedulian.

“Misalnya saja wisatawan yang berkunjung ke rumah lansia ataupun lembaga-lembaga sosial lainnya yang ada di Banyuwangi, kita harapkan wisatawan yang memiliki empati sosial tinggi akan ikut serta berdonasi,” ujarnya.

Anas berharap destinasi Wisata pelayanan publik tersebut tidak hanya menjadi magnet baru bagi datangnya wisatawan tapi juga menjadi cara untuk meningkatkan motivasi bagi para aparat pelaksana pelayanan publik.